Novel berjudul Malik & Elsa ditulis oleh Boy Candra yang terbit di tahun 2018. Novel ini cukup singkat, hanya terdiri dari 186 halaman. Namun kisah di dalamnya akan sukses membuat pembacanya senyam-senyum. Sebelum menulis Malik & Elsa, si penulis, Boy Candra, sudah berkiprah di dunia kepenulisan sejak 2013 dengan novel debutnya yang berjudul Origami Hati.
Malik & Elsa bercerita tentang sepasang anak muda, mahasiswa baru di sebuah universitas. Mereka baru saja berkenalan dengan cara yang cukup unik. Dimulai dengan Malik, yang tiba-tiba melemparkan pertanyaan aneh kepada Elsa. Ujung-ujungnya, Elsa tidak bisa menjawab pertanyaan dan mendapat ‘hukuman’ harus mentraktir Malik makan selama seminggu ke depan. Meski pertemuan pertamanya cukup aneh, namun keduanya cepat merasa nyaman satu sama lain sebagai teman baru.
Tapi, meski baru berteman, seperti kebanyakan kaum laki-laki, Malik beberapa kali melemparkan gombalan kepada Elsa meskipun sering ditambahi dengan gurauan juga, agar suasana tidak menjadi canggung. Elsa sendiri tidak terlalu merisaukan gombalan tersebut. Gombalan itu sama sekali tidak mengganggu baginya, karena ia sendiri sejak awal bertemu sudah merasa bahwa Malik adalah sosok pria yang menyenangkan dan seru diajak mengobrol.
Tak hanya mengobrol atau sekedar makan siang bersama, Malik juga kerap mengajak Elsa untuk berjalan-jalan melihat laut atau sekedar berkeliling menikmati suasana kota. Aktivitas favorit mereka adalah mengamati langit sore saat matahari hendak terbenam sambil duduk-duduk santai di pinggir pantai. Namun, di balik kepribadiannya yang seru dan selalu berhasil membuat Elsa tertawa, Malik punya ‘bebannya’ sendiri. Ia adalah seorang anak rantau, ibunya sudah wafat dan kini tersisa ayahnya yang harus menghidupi keluarga. Karena itu, sebelum resmi menjadi mahasiswa, Malik sudah sering melakukan beberapa pekerjaan serabutan.
Hal ini juga yang terkadang membuat Malik agak malu kepada Elsa. Karena seringkali Elsa-lah yang harus mengeluarkan uang saat mereka hendak makan atau naik angkutan umum. Bahkan pergi ke mana-mana juga menggunakan motor Elsa, sehingga pria tersebut sedikit merasa berkecil hati. Meski begitu, Malik selalu berusaha untuk membuat Elsa tetap bahagia saat bersama dengannya.
Entah lewat obrolan-obrolan tak penting namun berkesan, lewat tingkah Malik yang ajaib, atau bahkan lewat pertengkaran kecil yang cepat berakhir karena mereka memang seolah tak bisa terpisahkan. Teman sekamar Malik di kos, Lubis, selalu berpesan agar temannya tersebut menjaga Elsa baik-baik. Ia juga menasihati agar Malik segera mengambil langkah cepat sebelum Elsa diambil pria lain. Namun, Malik dengan pikirannya yang sederhana merasa bahwa jika memang jodoh maka akan datang dengan sendirinya di waktu yang tepat. Tugasnya saat ini hanyalah menjaga dan menjadi teman dekat yang baik untuk Elsa.
Kisah Malik dan Elsa sendiri digambarkan dengan sangat manis oleh si penulis. Meski mungkin bagi beberapa orang kisah ini terlalu kekanak-kanakan, tetap saja, cerita mereka akan membuat pembaca akan kembali teringat dengan kisah romansa masing-masing ketika masih muda. Malik yang ceria, penuh semangat, serta baik hati, dengan Elsa yang selalu bahagia dan menerimanya apa adanya, seolah hendak menunjukkan bahwa di dunia ini masih ada wanita yang tidak melihat pria hanya dari tampang atau materinya saja. Karena yang terpenting adalah apa yang kamu rasakan saat bersama orang tersebut.
Kisah mereka juga sangat ringan, sehingga pembaca tidak perlu pusing memikirkan apa yang akan terjadi berikutnya. Karena di setiap halaman, hanya ada Malik yang setia menemani dan melakukan apa pun untuk membuat Elsa tertawa dan merasa bahagia saat menghabiskan waktu bersamanya. Kisah mereka masih berlanjut dalam buku berikutnya yang bertajuk “Malik & Elsa 2”. Jadi, bagi pembaca yang tertarik mengikuti kisah romansa kedua anak muda ini, kalian bisa segera membacanya dalam buku keduanya tersebut.