Pelukis Zen Ahmad Dorong Revitalisasi Lukisan Sokaraja Lewat Pameran dan Edukasi Seni

Foto: (dokumentasi pribadi)

Purwokerto – Pelukis asal Sokaraja sekaligus Ketua Ikatan Pelukis Banyumas (IPB), Zen Ahmad, terus berupaya membangkitkan kembali seni lukis khas Sokaraja yang hampir punah akibat perubahan selera pasar dan menurunnya minat masyarakat terhadap seni rupa tradisional.

Dalam wawancara, Zen menceritakan awal mula dirinya mengenal dunia lukis dari lingkungan keluarga yang memang dekat dengan seni.
“Karena lingkungan yang kebanyakan berkecimpung dalam dunia lukisan dan juga dari keluarga, terutama dari bapak. Sejak tahun 1980-an saya sudah mengenal dunia lukis,” ujarnya, Selasa (7/10/2025).

Zen mengungkapkan bahwa pada masa kejayaannya, Sokaraja pernah dikenal sebagai pusat seni lukis dengan deretan galeri di sepanjang Jalan Soedirman yang bahkan dijuluki Galeri Terpanjang di Asia Tenggara. Kini, sebagian besar galeri itu telah tutup dan banyak pelukis yang beralih profesi karena kesulitan bertahan dari hasil karya.
“Sekarang eksistensinya menurun, jenis karyanya semakin monoton, dan faktor ekonomi membuat banyak tokoh lukis beralih profesi,” jelasnya.

Sebagai bentuk nyata pelestarian, Zen aktif menggerakkan sejumlah kegiatan seni seperti Sokaraja Mbigart dan Galeri Tenda, yang menampilkan karya pelukis lokal di ruang publik. Ia juga menjadi narasumber dalam film dokumenter Yang Tergerus Waktu yang mengangkat sejarah seni lukis Sokaraja dan berhasil meraih penghargaan di Festival Film Purbalingga 2024.
“Kami ingin menunjukkan bahwa lukisan Sokaraja bukan hanya warisan masa lalu, tetapi bisa lahir ulang dengan semangat zaman,” ujarnya terkait kegiatan Sokaraja Mbigart #3 yang digelar pada 19–22 Desember 2024.

Zen Ahmad telah menorehkan sejumlah prestasi, di antaranya juara II lomba lukis yang diselenggarakan oleh Kodim dan juara kaligrafi tingkat daerah. Penghargaan tersebut menjadi motivasi baginya untuk terus mengembangkan potensi pelukis lokal agar tidak kehilangan arah di tengah gempuran seni digital.

Melalui berbagai kegiatan itu, Zen berharap dapat menarik kembali minat generasi muda terhadap seni rupa daerah. Ia menilai regenerasi sangat penting agar gaya lukis khas Sokaraja seperti mooij indie dan kaligrafi naturalisme tidak hilang ditelan zaman.
“Saya mengajak generasi muda untuk lebih mencintai seni daerah. Kalau mereka tidak ikut terlibat, seni lukis Sokaraja bisa tinggal sejarah tanpa wujud nyata,” tegasnya.

Zen juga mendorong pemerintah daerah dan komunitas budaya untuk menyediakan ruang pamer permanen, dukungan pendanaan, serta program edukasi seni di sekolah agar karya pelukis lokal dapat terus berkembang.

Editor: Eki Latifa Nikmah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *