Purwokerto, 2 November 2025 – Sanggar Wahyu Mekar Sari (WMS) menjadi salah satu wadah pelestarian seni gamelan di Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Kegiatan ini berada di bawah bimbingan Sudarso (65), Ketua Bidang Seni Desa Melung, dengan Yono sebagai pelatih utama gamelan.
Kegiatan pelestarian berlangsung di Balai Desa Melung yang sekaligus menjadi pusat aktivitas masyarakat setempat. Menurut Sudarso, sanggar ini berdiri karena keinginan warga untuk menjaga warisan budaya daerah agar tidak punah. “Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi? Karena itu, Grup Wahyu Mekar Sari ini didirikan,” ujarnya.
Sanggar Wahyu Mekar Sari rutin mengadakan kegiatan seni seperti latihan gamelan, karawitan, calung, dan lengger. Melalui kegiatan ini, warga dari berbagai usia dapat belajar memainkan alat musik tradisional sekaligus memahami nilai-nilai budaya Jawa.
Sebagai pelatih, Yono berperan penting dalam mengajarkan teknik bermain gamelan kepada anggota sanggar. Sudarso, selaku ketua sanggar, berharap kegiatan ini bisa menarik minat generasi muda untuk ikut berpartisipasi. “Kalau sudah punya jiwa seni biasanya tertarik ikut, tapi memang agak sulit mengajak anak muda. Sekarang yang aktif kebanyakan orang dewasa,” ungkap Sudarso.
Sudarso juga berharap kesenian gamelan yang dilestarikan di sanggar dapat mendukung sektor pariwisata desa. “Semoga gamelan dan kesenian lain seperti lengger dan kuda lumping bisa tampil untuk menyambut wisatawan di Desa Melung,” harapnya.
Upaya yang dilakukan Sanggar Wahyu Mekar Sari menunjukkan bahwa pelestarian budaya dapat tumbuh dari semangat warga sendiri. Dengan kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya, masyarakat Desa Melung terus menjaga suara gamelan agar tetap hidup di tengah perkembangan zaman.
Editor: Tafana Khairunisa
