Alfi Nuraeni, Mahasiswi Farmasi Unsoed Raih Puluhan Prestasi Nasional

Alfi Nuraeni, Mahasiswa Berprestasi Universitas Jenderal Soedirman 2025 (Foto: dokumentasi pribadi)

Purwokerto – Berawal dari tekad untuk terus belajar, Alfi Nuraeni kini menjadi salah satu mahasiswa berprestasi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Mahasiswa kelahiran Cilacap, 26 Agustus 2004, ini berhasil menorehkan sederet prestasi di tingkat nasional sejak awal kuliah. Lebih dari sepuluh penghargaan nasional berhasil ia raih, di antaranya dalam bidang Karya Tulis Ilmiah (KTI), Esai, Debat, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), hingga lomba di bidang Bisnis. Atas konsistensinya, tahun 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan akademiknya. Alfi terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi Utama sekaligus dipercaya menjadi Duta Perpustakaan Universitas Jenderal Soedirman.

Momen paling berkesan bagi Alfi adalah saat mengikuti kompetisi yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun pertama kuliahnya. Ia bersama dua rekannya yang masih mahasiswa baru berusaha maksimal meski harus bersaing dengan peserta dari universitas ternama. “Pengalaman mengajarkan saya banyak hal baik, khususnya tentang bagaimana kita yakin dengan kemampuan yang kita miliki dan fokus dengan apa yang sedang dihadapi tanpa membandingkan diri kita dengan orang lain,” ujar Alfi.

“Saya juga ingin membuktikan bahwa di mana pun kita berkuliah, yang membentuk value dari seseorang adalah orang itu sendiri sehingga saya yakin, yang namanya mutiara dimanapun dia berada, dia akan tetap mutiara,” tambahnya.

Di balik pencapaian tersebut, Alfi tidak menutup mata bahwa dirinya menghadapi tantangan dalam membagi waktu. Jurusan Farmasi yang dikenal dengan jadwal akademik padat menuntutnya untuk cermat dalam mengatur waktu. “Dengan semua kepadatan itu, saya terus berlatih untuk dapat memanajemen waktu dengan baik, memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang positif  dan mengembangkan skill yang saya miliki,” ujar Alfi.

“Dalam mengatur waktu, saya menggunakan Aplikasi Google Kalender guna mencatat planning kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu bulan tersebut. Gunakan juga skala prioritas, dengan mempertimbangkan urgensi dan situasi di waktu itu,” tambahnya.

Menurut Alfi, jatuh bangun dalam perjalanan hidup justru memberi warna tersendiri. Baginya, rasa syukur dan sikap menghargai akan tumbuh bersama dengan kegagalan. Kita bisa lebih menghargai proses dan tidak cepat puas. “Dengan mengalami fase jatuh bangun, disitulah sebenarnya rasa bersyukur kita terhadap apa yang akan kita dapatkan itu tumbuh, rasa menghargai kita terhadap setiap pencapaian yang didapatkan akan terbentuk,” ujarnya.

Alfi menjadikan Maudy Ayunda dan Nadhira Afifa sebagai sosok inspirasi. Keduanya dinilai mampu menunjukkan pentingnya pendidikan bagi seorang perempuan, kerja keras, dan keyakinan untuk meraih mimpi. “Mereka juga lulusan universitas terbaik dunia, yaitu Stanford University dan Harvard University,” katanya.

Ke depannya, Alfi berharap dapat menyelesaikan pendidikan sarjana dan profesi dengan baik. Ia juga berencana menempuh studi S2 di luar negeri serta memperdalam kemampuannya di bidang kosmetik, dengan harapan dapat membangun brand kosmetik miliknya sendiri.

Editor: Fadilah Salma Labibah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *