
Purwokerto, 3 September 2025 – Menjadi seorang ibu rumah tangga bukan berarti hanya berdiam diri di rumah. Hal itu dibuktikan oleh Windri Asih, warga Desa Karang Tengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Perempuan yang biasa disapa Ibu Wiwing ini tetap aktif mengikuti berbagai kegiatan desa, meskipun kesibukannya sebagai pengurus keluarga cukup padat.
Ibu Wiwing merupakan seorang ibu rumah tangga dengan dua anak. Selain menjalankan perannya sebagai pengurus keluarga, ia juga mengabdi pada masyarakat desa melalui berbagai komunitas yang ia ikuti. Melalui kegiatan desa, ia tidak hanya menjadikan kegiatan itu sebagai formalitas semata tetapi juga sebagai wujud nyata dalam berkomitmen untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat sekitar.

Lahir dan tumbuh dari seorang ibu yang dulunya aktif dalam kegiatan desa membuat Ibu Wiwing terdorong untuk mengikuti jejak sang ibu. Melanjutkan jejak sang ibu tentu tidak mudah. Ibu Wiwing harus pintar membagi waktu, baik untuk keluarga maupun untuk tanggung jawabnya di komunitas.
Ibu Wiwing aktif di beberapa komunitas desa seperti Fatayat NU, PKK, serta menjadi kader lansia. Ia sudah mulai aktif mengikuti kegiatan di komunitas sekitar tahun 2022. Banyak hal yang sudah ia lakukan ketika mengikuti komunitas tersebut.
Misalnya, di Fatayat NU, ia mengikuti berbagai kegiatan seperti menjadi pengisi acara di beberapa pengajian, mengadakan rutinitas membagikan takjil ketika bulan Ramadhan, serta berbagai kegiatan lainnya. Selain itu, ketika rakor desa diadakan, biasanya Ibu Wiwing akan mendapatkan uang transport sebesar Rp20.000 ketika menjadi petugas.

“Saya ikut kegiatan ini untuk mengisi waktu luang secara produktif, sekaligus menambah pengalaman dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat,” ujar Ibu Wiwing. Dengan mengikuti komunitas di berbagai macam kegiatan, Ibu Wiwing merasa hal ini dapat mengembangkan kemampuan yang belum ia miliki sebelumnya.
Hal yang dilakukan oleh Ibu Wiwing ini dapat menjadi inspirasi bagi para ibu muda lainnya. Waktu luang dapat dimanfaatkan dengan baik dan produktif, apalagi untuk kepentingan desa demi memajukan kesejahteraan masyarakat.
Kisah Ibu Wiwing menunjukkan bahwa peran ibu tidak terbatas di rumah tangga, melainkan juga bisa menjadi penggerak masyarakat demi kemajuan desa.
Editor : Arlinta Ayu Putri Yunexsa