Mengenal Tradisi Weton yang Masih Lestari di Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang

Sumber: Pribadi

Tradisi Weton atau wetonan merupakan salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat di desa Tunjung Kecamatan Jatilawang. Istilah weton berasal dari bahas Jawa yaitu “Wetu” atau keluar yang artinya adalah hari kelahiran. Tradisi weton atau perhitungan hari kelahiran yang biasa digunakan sebagai acuan dalam menilai baik buruknya pasangan ketika akan melaksanakan sebuah pernikahan.

Weton terdiri dari dua jenis yaitu neptu dhina dan neptu pasaran yang masing-masing neptu memiliki angka dan maknanya tersendiri. Neptu dhina atau biasa disebut dengan nama hari pada umumnya. Sedangkan neptu pasaran atau hari pasaran, nama ini dulu digunakan oleh masyarakat Jawa untuk menamai hari pasaran seperti pasar Wage yang ada di desa Kedungwringin dan desa Tinggarjaya. Selain itu ada nilai atau angka yang memiliki simbol atau makna dari hasil perhitungan weton antara neptu dhina dan neptu pasaran yang akan memberikan acuan atau hasil baik dan buruknya mengenai pasangan yang hendak menikah. Berikut tabel neptu dan hasil perhitungan beserta nilai dan maknanya.

Sumber: Pribadi

Perhitungan weton ini masih dilestarikan di desa Tunjung karena mereka percaya bahwa kecocokan antara weton sepasang kekasih yang ingin menikah yaitu laki-laki dan perempuan jika menghasilkan perhitungan dengan angka yang baik maka akan memberikan kebaikan pula pada hubungan pernikahan pasangan kekasih tersebut, namun jika menghasilkan angka yang bermakna sebaliknya maka masyarakat Tunjung percaya bahwa hubungan pernikahan tersebut tidak akan berjalan dengan baik.

Contoh perhitungan weton antara Ika dengan Fuad, Ika lahir pada hari Minggu Tanggal 1 Mei 2005 dan Fuad lahir pada hari Minggu tanggal 9 Mei 2004. Dapat disimpulkan melalui tabel di atas bahwa hari Minggu memiliki nilai 5 untuk neptu dhina. Sedangkan untuk neptu pasaran Ika yaitu Pon dan Fuad Legi dengan nilai masing-masing 7 dan 5. Perhitungannya yaitu dengan menjumlahkan semua angka tersebut. Jumlah weton Ika yaitu 5 dan 7 yang menghasilkan nilai 12, sedangkan Fuad 5 dan 5 menghasilkan nilai 10. Kemudian kedua angka tersebut dijumlah dan menghasilkan nilai 22, dari hasil perhitungan itu dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut memiliki makna atau simbol yaitu padu yang artinya hubungan pernikahan akan sering terjadi pertengkaran.

Seperti itulah salah satu contoh hasil perhitungan weton untuk menilai apakah kedua pasangan itu jika menikah akan membawa keberuntungan dalam pernikahan atau tidak, meski pun sejatinya jika sudah saling mencintai maka akan merasa pilihannya sudah paling tepat dan berharap bahwa pernikahan akan baik-baik. Namun, kembali lagi ini adalah sebuah kebudayaan yang lahir dari kepercayaan generasi terdahulu yang kemudian turun temurun kepada generasi berikutnya.

Pada dasarnya sebuah kebudayaan adalah kepercayaan yang dianut dan dijaga serta dilestarikan oleh masyarakat setempat. Kebudayaan menjadikan keberagaman di Indonesia semakin melimpah ruah dengan ciri khasnya masing-masing. Namun, kembali kepada apa yang dipercaya masing-masing. Kebudayaan hadir bukan untuk membedakan atau memisahkan apalagi memecah belah melainkan kebudayaan ada untuk bisa menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Seperti kebudayaan wetonan yang masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa di desa Tunjung Kecamatan Jatilawang.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *