“Ibu”
Karya: Chairil Anwar
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu…
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu…
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu…
Ibu…
Aku sayang padamu…
Tuhanku…
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya…
Siapa yang tak kenal dengan Chairil Anwar, sastrawan muda yang melahirkan karya-karya indah dan terkenang sepanjang masa, salah satu hasil dari gagasan beliau yakni puisi dengan judul “Ibu”. Puisi tersebut beliau tulis untuk menceritakan sosok ibu dalam mendidik anaknya, ditulis dengan nuansa sedih dan religius siapapun yang membaca pasti akan terbawa suasana dari isinya.
Pada puisi tersebut hikmah yang dapat dipetik adalah, cara seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya dengan segala kemampuannya, walaupun setiap ibu akan memiliki cara yang berbeda dalam membesarkan buah hatinya. Chairil Anwar mengungkapkan sosok ibunya sebagai wanita yang tangguh, karena di setiap masa perkembangan anak seorang ibu pasti akan menemukan ujian dan tantangan yang semakin bervariasi.
Belum lagi karakter anak yang memiliki perbedaan jika seorang ibu memiliki banyak anak. Hal ini membuat kita sadar, bahwasanya bagaimanapun perbuatan yang telah anak lakukan, ibu tidak akan pernah meninggalkannya. Justru sosok ibu akan selalu menemani anaknya dengan kasih sayang yang sempurna, dan iringan doa yang selalu dipanjatkan setiap waktu.
Tidak ada yang dapat menggantikan posisi ibu, sekalipun orang asing yang berbuat baik terhadap kita, kebaikannya tidak akan pernah sebanding dengan apa yang telah dilakukan seorang ibu kepada anaknya. Oleh karena itu, sebisa mungkin sebagai seorang anak kita harus menghormati dan menghargai setiap jasa yang diberikan olehnya, meski seperti yang kita ketahui tidak ada seorang anak yang dapat membalas jasa ibunya.