Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah sedang mengalami fenomena turunnya awan panas. Kondisi tersebut sangat berdampak bagi masyarakat setempat dan para wisatawan. Banyak wisatawan yang mengeluhkan kondisi Gunung Merapi saat ini salah satunya para peziarah makam Syekh Jumadil Kubro.
Kabut dapat dirasakan sepanjang jalan menuju tempat tujuan.
“Jalanan menuju makam dipenuhi kabut karena sebelumnya turun hujan di sore hari. Lokasi kabut itu ada mulai dari pintu masuk menuju lokasi makam” kata S peziarah.
Durasi munculnya kabut pada saat itu tepatnya hari Sabtu,19 Oktober 2024 adalah sekitar dua jam.
“Pada saat saya melakukan ziarah di kaki gunung Merapi, muncul kabut daaripukul 16.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Dampak dari adanya kabut, jadinya hanya sampai pertengahan rute tidak sampai ke tempat tujuan.” Ujar lagi S peziarah.
Sumber: Antara News
Data dari pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi kementerian ESDM menyatakan bahwa pada saat ini dalam pengamayan visual gunung yang berstatus level III (siaga) terlihat jelas hingga tertutup oleh kabut 0-III.
Kehati-hatian harus ditingkatkan bagi masyarakat sekitar kaki Gunung Merapi dan para wisatawan yang akan melakukan sebuah perjalanan. Perkembangan status aktivitas dari Gunung Merapi setiap tahunnya memang selalu meninggalkan jejak digital yang membuat risau. Sejak tanggal 4 Januari 2021 Gunung Merapi memasuki fase erupsi. Kemudian dalam sejarahnya memang sepanjang 31 Desember 2021 lalu hingga 1 Januari 2022 Gunung Merapi sudah memuntahkan 19 kali lava pijar.
Dalam mengantisipasi sesuatu hal yang tidak diinginkan, diharapkan masyarakat sekitar dan para wisatawan di daerah kaki Gunung Merapi DIY meminimalisasikan aktivitas yang tidak diperlukan.