Bulu tangkis telah menjadi salah satu olahraga paling populer di Indonesia dan memiliki sejarah panjang sejak era kolonial. Pada tahun 1930-an, olahraga ini mulai diperkenalkan oleh pedagang Inggris dan Belanda di Hindia Belanda. Awalnya, bulu tangkis hanya dimainkan di kalangan tertentu, tetapi seiring waktu, masyarakat mulai menggemarinya. Perkembangan olahraga ini semakin pesat setelah kemerdekaan, terutama dengan berdirinya Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada 5 Mei 1951. PBSI berperan besar dalam mengembangkan bulu tangkis sebagai olahraga nasional dan membawa Indonesia ke panggung dunia.
Salah satu sosok pelopor dalam sejarah bulu tangkis Indonesia adalah Rudy Hartono, legenda yang mendominasi turnamen All England dengan delapan gelar juara, tujuh di antaranya diraih secara beruntun dari tahun 1968 hingga 1974. Dominasi Indonesia di kancah internasional terus berlanjut dengan munculnya Liem Swie King, yang terkenal dengan “king smash”-nya, serta Susy Susanti dan Alan Budikusuma yang mencatat sejarah dengan meraih medali emas pertama Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992. Kesuksesan ini menjadikan bulu tangkis sebagai salah satu olahraga yang paling dibanggakan oleh masyarakat Indonesia.
Selain sebagai cabang olahraga yang mengharumkan nama bangsa, bulu tangkis juga telah menjadi bagian dari budaya dan identitas nasional. Turnamen-turnamen besar selalu menarik perhatian masyarakat, dari kejuaraan dunia hingga ajang internasional seperti Olimpiade dan Piala Thomas dan Uber. Hingga kini, Indonesia terus melahirkan atlet-atlet berbakat seperti Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Apriyani Rahayu yang siap meneruskan kejayaan bulu tangkis Indonesia. Dengan sejarah yang panjang dan prestasi yang gemilang, bulu tangkis tetap menjadi kebanggaan Indonesia di dunia olahraga.