Dokumentasi Pribadi
PURWOKERTO – Rizqi Annafi, atau yang kerap disapa Afi merupakan seorang pemuda kelahiran kota Purbalingga, 7 Juni 2005. Ia telah berhasil membuktikan bahwasanya usia bukanlah batasan untuk memberikan kontribusi dalam membentuk sebuah komunitas. Pemuda lulusan SMA Negeri 1 Purbalingga dan kini sedang mengenyam pendidikan S-1 Program Studi Ilmu Politik di Universitas Jenderal Soedirman ini merupakan salah satu sosok di balik berdirinya dan suksesnya “Ruang Inspirasi”, sebuah komunitas sosial kepemudaan yang menjadikan generasi muda sebagai pusat kegiatan.
Pada tanggal 6 Juni 2019 ide untuk mendirikan komunitas ini pertama kali muncul dibenak empat orang siswa, salah satunya adalah Afi. Afi sendiri menjadi tergerak hatinya untuk mendirikan komunitas ini karena ia melihat realita Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Purbalingga yang menurutnya masih tergolong rendah. Dari dorongan tersebut berhasil memotivasi dirinya untuk menciptakan sebuah gerakan yang dapat meningkatkan kreativitas dan juga inovasi khususnya di kalangan anak muda.
Komunitas “Ruang Inspirasi” didirikan pada tanggal 25 Oktober 2020. Nama “Ruang Inspirasi” dipilih bukan tanpa alasan, melainkan dengan harapan mampu menaungi anak muda yang nantinya dapat memberikan dampak yang positif di lingkungan masyarakat sehingga dapat menginspirasi anak muda dan masyarakat lainnya.
Visi yang dipegang oleh Afi sebagai salah satu pendiri atau co-founder “Ruang Inspirasi” adalah menjadikan komunitas ini sebagai wadah yang berkontribusi dalam mengembangkan karakter generasi muda yang peduli, mandiri, kreatif, inovatif, dan berwawasan global.
Untuk mewujudkan visi tersebut, “Ruang Inspirasi” terus berupaya untuk menjalankan berbagai program kerja, diantaranya adalah program bantuan dan dukungan sosial, program pengembangan kepemimpinan dan keterampilan soft skill, program edukasi melalui kegiatan seminar dan workshop, program sosial peduli lingkungan, program pemberdayaan dan pengembangan kreativitas anak muda, program penggunaan media teknologi informasi, serta program kolaborasi antar komunitas atau organisasi.
Dalam membangun komunitas ini, Afi tidak sendirian. Ia dibantu oleh beberapa teman dekatnya yang ia temui di bangku SMP yaitu, Titan Aurellya Ramadhani, Ariel Dwi Rendrahadi, dan Galuh Chandra Anindhita. Informasi mengenai komunitas ini disebarkan melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, hingga akhirnya komunitas ini dikenal luas oleh khalayak umum.
“Membangun sebuah organisasi atau komunitas bukanlah hal yang mudah,” ujar Afi saat ditanya mengenai motivasi yang ia berikan kepada teman-teman komunitasnya. Ia menekankan pentingnya sebuah visi yang jelas, memiliki komitmen kuat, komunikasi yang efektif, serta kerja sama tim yang solid. Ia juga mendorong anggotanya untuk berani dalam mengambil risiko, berani berbeda, dan bersedia untuk menjadi sebuah agen perubahan dengan membuat beberapa program inovatif yang memiliki dampak nyata bagi lingkungan, bukan hanya sebatas program yang menyelesaikan masalah, tetapi juga menuntaskan hingga akar masalahnya. Ia percaya bahwa setiap anak mempunyai caranya sendiri untuk menerangi dunia, dan “Ruang Inspirasi” berupaya hadir untuk menemani perjalanan generasi muda yang bersedia dan siap untuk menjadi agen dalam perubahan.
Namun, perjalanan seorang Afi dalam “Ruang Inspirasi” tidak luput dari tantangan, baik tantangan yang datang dari internal maupun eksternal komunitas. Permasalahan internal tersebut sering terjadi sehingga dapat menjadi hal penghambat dalam melaksanakan program kerja. Sementara itu, dari sisi eksternal, Afi juga menghadapi tanggapan dan pandangan orang lain yang terkadang terkesan merendahkan atau meremehkan keberadaan komunitas tersebut. Meskipun demikian, ia menemukan sebuah momen yang dapat dianggap paling berkesan, momen tersebut ketika ia dapat merasakan rasa kekeluargaan dan rasa kebersamaan yang sangat kuat di dalam komunitas. Pengalaman inilah yang akhirnya memengaruhi gaya kepemimpinannya, yang mana kini ia lebih menekankan pada nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan dalam setiap kegiatan.
Afi juga mengungkapkan, cara ia membangun komunitas dari nol hingga lima tahun ini adalah dengan menetapkan nilai-nilai atau value yang akan dibawa oleh komunitas. “Kita lihat visi, misi, dan keberlanjutan ke depan akan seperti apa,” jelasnya. Nilai kekeluargaan dan juga nilai kebersamaan akhirnya dapat menjadi fondasi utama yang dikuatkan. Ia juga tidak pernah mengajak orang lain secara langsung untuk bergabung, tetapi ia berusaha membangun citra positif komunitas yang hingga pada akhirnya hal ini dapat menginspirasi orang lain untuk ikut serta menjadi bagian dari komunitas “Ruang Inspirasi”.
Mengenai keseimbangan kehidupan pribadi, Afi melihat kehidupan kampus dan komunitas sebagai dua hal yang sama, yaitu sebagai tempat belajar. Ia menerapkan ilmu dari institusi formal (kampus) ke dalam institusi non formal (komunitas). “Gampangnya untuk menyeimbangkannya ya tentu paling general dengan manajemen waktu ya, sama kaya orang-orang,” tuturnya sambil sedikit tertawa.
Sebagai penutup, Afi memiliki harapan besar agar “Ruang Inspirasi” di tahun-tahun mendatang, dapat lebih sukses, lebih maju, dan berkembang dengan baik. “Utamanya, program-programnya dapat terlaksana dan memberi dampak atau manfaat untuk banyak orang,” pungkasnya.
Editor: Malikhatun Khasanah