Kader Posyandu Desa Pejogol, Kecamatan Cilongok, mendapat arahan dari Puskesmas 2 Cilongok untuk melaksanakan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal. Program ini bertujuan untuk mencegah stunting pada balita dan membantu pemenuhan gizi pada ibu hamil.
Salah satu kader posyandu, Ibu Waryati, menjelaskan bahwa pelaksanaan PMT lokal dimulai pada Mei 2024 dan kembali dijalankan pada Mei 2025. PMT ini juga disalurkan dalam jangka waktu yang berbeda. “Program ini berlangsung dengan jangka waktu yang berbeda. Ada yang mendapatkan selama 14 hari, 30 hari, atau 56 hari, disesuaikan dengan kondisi penerima,” ujarnya.

Jenis makanan yang diberikan beragam dan disesuaikan dengan kelompok usia. Anak usia 12 – 23 bulan, menu yang diberikan antara lain bubur sumsum buah naga, nagasari saring, tim tahu telur, otak-otak ayam ikan, gadon ikan, perkedel kacang merah, dan jasuke labu kuning. Anak usia 24 – 59 bulan mendapatkan menu seperti kroket daging sapi, bola-bola daging, perkedel lele, puding labu kuning, pentol lele, bola nasi ayam, dan puding kacang hijau. Sementara itu, untuk ibu hamil menu yang disediakan meliputi rolade daun singkong, lemet kacang hijau, gadon ayam, sempol udang, nasi bakar, dan bakso ayam komplit. Setiap menu sudah ditakar dengan tepat dan dilengkapi buku panduan dari puskesmas. “Sebelum pelaksanaan PMT, kader posyandu mendapat pembekalan. Pertama pada tahun 2024 selama 3 hari, tahun ini hanya 1 hari karena sudah pernah ditahun kemarin,” tambahnya.
Sasaran utama program ini ada tiga, yaitu ibu hamil dengan LILA kurang dari 23,5 cm atau mengalami kekurangan energi kronis, balita dengan berat badan kurang dari garis kuning atau dibawah garis merah, serta balita yang berat badannya tidak naik selama dua bulan berturut-turut.
Pelaksanaan program ini melibatkan kader posyandu, pemerintah desa, dan bidan desa. Kader posyandu menyiapkan makanan dan mengatarkan langsung ke rumah penerima. “Penentuan penerima PMT dilakukan dengan melihat kondisi anak dari catatan buku posyandu atau KMS serta melihat keadaan ekonomi keluarga penerima, sehingga PMT tepat sasaran,” jelas Ibu Waryati. Dengan adanya program PMT lokal ini, diharapkan angka stunting dapat ditekan serta kesehatan ibu hamil dan balita semakin meningkat.
Editor: Nida Rahmawati