Stik Kentang, Ubi, dan Cimol Pak Anto (Sumber: Dokumentasi Pribadi/M.F.Y)
Purwokerto – Di Jalan Gunung Muria, deretan pedagang kaki lima tak pernah sepi mahasiswa. Salah satunya gerobak milik Pak Anto, penjual stik kentang, ubi goreng, dan cimol.
Sejak Juni 2024, ia setia membuka lapak dari pukul 11.00 hingga 20.00 WIB. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan 35–40 kilogram kentang. “Sehari kira-kira bisa segitu,” ujarnya.
Alasannya memilih usaha ini sederhana. “Kompetitornya belum banyak, dan lokasi dekat kampus, jadi banyak mahasiswa.” Kehadiran mahasiswa memang sangat memengaruhi omzet. Saat kampus ramai, dagangannya cepat habis. Sebaliknya, ketika liburan, jumlah pembeli menurun signifikan.
Menu yang ditawarkan cukup beragam. Cimol, kentang, dan ubi goreng bisa dipilih sesuai selera. Taburan bumbu asin, balado, hingga cabai pedas membuat jajanan ini semakin gurih.
Proses pembuatannya sederhana. Cimol berasal dari tepung tapioka yang dibentuk bulat kecil lalu digoreng hingga merekah. Kentang dan ubi dipotong memanjang menyerupai stik, kemudian digoreng hingga keemasan. Semua jajanan disajikan hangat agar tetap renyah.
Mahasiswa pun memberi respons positif. “Awalnya coba-coba karena dekat kampus. Paling suka stik kentangnya, gurih dan renyah. Apalagi kalau pakai balado, bikin nagih,” ujar salah satu pembeli.
Kini, jajanan Pak Anto bukan sekadar pelepas lapar, tapi juga pilihan murah meriah untuk menemani waktu santai mahasiswa. Dengan rasa yang pas di lidah dan harga ramah di kantong, tak heran gerobaknya selalu jadi tujuan favorit selepas kuliah.
Editor: Alifia Rizqi Ramadhan