
Purwokerto – Pagi itu, ruang-ruang kelas di berbagai sekolah menengah atas di Indonesia terasa lebih hening dari biasanya. Di depan layar komputer dan lembar jawaban, para siswa kelas XII menatap soal demi soal dengan serius. Tes Kemampuan Akademik (TKA) kembali hadir tahun ini, bukan sekadar ujian, melainkan ajang mengukur kesiapan mereka menatap masa depan pendidikan tinggi.
Lebih dari 1,2 juta siswa di seluruh Indonesia mengikuti TKA yang digelar secara daring dan luring, menyesuaikan kondisi dan fasilitas masing-masing daerah. TKA menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menilai kemampuan berpikir kritis, penalaran logis, dan pemahaman konsep dasar dalam bahasa, matematika, serta sains, kemampuan yang kini semakin dibutuhkan dalam dunia akademik modern.
Menurut Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), TKA tak sekadar menilai aspek pengetahuan. Karena TKA tidak hanya menilai kemampuan akademik, tetapi juga melatih siswa dalam berpikir analitis dan memecahkan masalah. Hasil TKA yang dijadwalkan diumumkan akhir November mendatang akan menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Namun di balik angka dan data, tersimpan kisah dari para peserta. Bagi sebagian siswa, TKA adalah pengalaman yang penuh tantangan. “TKA cukup menantang karena soalnya tidak hanya menguji hafalan, tetapi juga kemampuan berpikir,” ungkap seorang siswa SMA di Majenang. Ia menambahkan bahwa suasana ujian pada hari pertama terasa tegang, namun berangsur tenang di hari berikutnya. Sementara itu, siswa lain mengaku mendapatkan pelajaran berharga tentang pentingnya kesiapan mental dan belajar yang terencana. “Saya jadi belajar kalau persiapan itu penting sekali, terutama memahami pola soal,” ungkapnya.
Meski beberapa peserta merasa waktu yang diberikan masih kurang, sebagian besar mendukung agar TKA terus diadakan. Mereka melihatnya bukan hanya sebagai ujian, tetapi juga kesempatan untuk mengukur sejauh mana kemampuan diri dan kesiapan menghadapi dunia perkuliahan.
Lebih dari sekadar angka di lembar hasil, TKA menjadi cermin semangat dan integritas siswa Indonesia. Ia mengajarkan arti kejujuran, kerja keras, serta tanggung jawab terhadap proses belajar. Di tengah ketegangan ujian, TKA justru menghadirkan pelajaran paling berharga: bahwa setiap usaha memahami, berpikir, dan berjuang adalah bagian dari perjalanan menuju kedewasaan akademik dan karakter.
