Banjarnegara—Pemerintah terus mendorong penerapan Hari Belajar Guru (HBG) melalui wadah Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai bentuk penguatan budaya belajar berkelanjutan di kalangan pendidik. Program ini bertujuan meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru dengan mendorong kolaborasi, refleksi, dan inovasi pembelajaran.
Salah satu kecamatan yang berhasil menerapkan program ini adalah Purwareja Klampok, dengan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Diponegoro dan Gugus lainnya di Kecamatan Purwareja Klampok berhasil melaksanakan kegiatan HBG ini dengan aktif setiap minggu.
Kegiatan HBG yang dikemas melalui KKG Gugus yang diikuti oleh para guru SD dari seluruh Kecamatan Purwareja Klampok. Pertemuan dilaksanakan rutin setiap satu minggu sekali tanpa mengganggu proses belajar-mengajar di sekolah dan dilaksanakan secara bergiliran di setiap gugus,
Melalui kegiatan ini, guru-guru saling berbagi praktik terbaik, menelaah jurnal pendidikan, merancang modul ajar inovatif, serta mengembangkan pembelajaran bahasa, baik Bahasa Indonesia maupun Bahasa Jawa, agar lebih hidup, komunikatif, dan dekat dengan dunia siswa.
Kegiatan ini bukan sekadar forum berbagi, tetapi sebuah ruang tumbuh bagi para guru. Dalam suasana yang hangat dan setara, para pendidik berdiskusi tanpa sekat, tentang kesulitan mengajarkan membaca permulaan, tentang perbedaan kemampuan literasi siswa, hingga tentang cara mengajarkan sastra anak melalui lagu daerah.
Dalam pelaksanaannya, para guru mengikuti berbagai kegiatan seperti, diskusi dan refleksi pembelajaran yang membahas tantangan pengajaran bahasa di kelas; menelaah jurnal pendidikan untuk memperkuat pemahaman teori pengajaran bahaasa; workshop inovasi modul ajar yang mengintegrasikan media digital dan budaya lokal; forum berbagi praktik dengan menampilkan hasil pembelajaran yang sukses diterapkan di kelas masing-masing; dan masih banyak lainnya.

Kegiatan HBG di Kecamatan Purwareja Klampok menjadi pengalaman berharga bagi para pendidik, termasuk Novi Wulandari, seorang guru SD yang antusias mengikuti kegiatan tersebut. Dalam wawancaranya, Novi mengungkapkan bahwa HBG sangat penting untuk meningkatkan kompetensi guru, khususnya dalam mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Ia menuturkan bahwa melalui kegiatan ini para guru memperoleh pembaruan ilmu tentang metode mengajar yang kreatif, seperti teknik bercerita yang menarik dan penggunaan media pembelajaran interaktif agar siswa tidak mudah bosan. Selain itu, Novi juga merasakan semangat baru setelah bertemu dengan guru-guru dari berbagai sekolah untuk saling berbagi pengalaman dan solusi terhadap tantangan di kelas. “Setelah ikut HBG, saya jadi lebih percaya diri dan punya banyak ide baru untuk membuat pelajaran Bahasa Indonesia lebih menyenangkan bagi anak-anak,” ujarnya. Melalui kegiatan seperti ini, HBG menjadi wadah inspiratif bagi para guru untuk tumbuh bersama dan menghadirkan pembelajaran yang lebih bermakna di sekolah dasar.
HBG dalam KKG Gugus ini menghidupkan kembali esensi guru sebagai pembelajar. Guru tidak lagi merasa terasing dengan teori pembelajaran yang mereka baca di jurnal, sebab di forum ini teori itu langsung diuji di lapangan, dibahas bersama, dan disesuaikan dengan konteks kelas di Purwareja Klampok.
Hal ini sesuai dengan sebuah penelitian pada tahun 2018 bahwa KKG dapat menjadi laboratorium professional guru, serta pada penelitian tahun 2020 yang menekankan pentingnya komunitas guru untuk mengatasi problematika pembelajaran bahasa di kelas rendah, seperti metode pengajaran yang monoton dan kurangnya variasi aktivitas literasi.
Maka dari itu kegiatan seperti ini memiliki dampak jangka panjang terhadap mutu pembelajaran di SD, terutama pada pembelajaran bahasa agar lebih variative, katena ketika guru memiliki ruang belajar, maka perubahan positif akan lahir dari kelas-kelas kecil di pelosok negeri.
Kegiatan KKG mampu meningkatkan kompetensi guru secara signifikan bila dijalankan secara rutin, disertai pelatihan dan pendampingan. KKG Gugus telah menerapkan model tersebut melalui jadwal mingguan yang konsisten dan pendampingan pasca pelatihan. Maka dari itu, HBG bukan sekadar program pemerintah, melainkan manifestasi dari semangat guru untuk terus belajar agar bisa terus mengajar dengan hati dan ilmu.
Pelaksanaan Hari Belajar Guru melalui KKG di Kecamatan Purwareja Klampok menjadi bukti nyata bahwa peningkatan mutu pendidikan dapat dimulai dari komunitas kecil yang memiliki semangat besar. Melalui kegiatan kolaboratif dan reflektif, guru tidak hanya memperdalam kompetensi mengajar bahasa, tetapi juga menumbuhkan budaya belajar sepanjang hayat.
Program KKG Gugus membuktikan bahwa ketika guru saling belajar, berbagi, dan berinovasi, siswa pun menerima manfaat langsung: pembelajaran bahasa yang lebih bermakna, berbudaya, dan sesuai zaman.
Dengan demikian, HBG di Purwareja Klampok menjawab tantangan pendidikan masa kini, mewujudkan guru pembelajar yang mencerdaskan melalui bahasa.
