Anti-Bullying Week Soroti Pentingnya Pencegahan Perundungan di Sekolah dan Komunitas

Anti-Bullying Week kembali diperingati pada minggu ketiga November sebagai kampanye global untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya perundungan serta upaya pencegahannya. Kegiatan tahunan ini digagas Anti-Bullying Alliance sejak 2004 dan kini diikuti berbagai sekolah, organisasi, serta komunitas di banyak negara. Tahun 2025, peringatan berlangsung pada 10–14 November dengan tema “Power for Good”, yang menekankan pentingnya keberanian anak dan remaja untuk berbicara, melapor, dan menggunakan pengaruh mereka demi kebaikan.

Selama satu minggu, berbagai kegiatan edukatif digelar untuk mendorong budaya anti-kekerasan. Salah satu kegiatan paling dikenal adalah Odd Socks Day, yaitu ajakan mengenakan kaus kaki berbeda sebagai simbol penerimaan terhadap keunikan individu. Sekolah juga mengadakan diskusi, permainan peran, kontes poster, hingga kampanye media sosial bertagar #AntiBullyingWeek. Program pendidikan karakter turut diperkuat melalui pembelajaran empati, pengelolaan emosi, dan penyelesaian konflik tanpa kekerasan.

Peringatan ini tidak hanya fokus pada korban, tetapi juga pada peran saksi dan pelaku. Tujuannya membangun lingkungan aman, inklusif, dan saling menghargai. Anti-Bullying Week juga mendorong sekolah memperbarui kebijakan anti-perundungan agar lebih responsif terhadap kasus yang terjadi, termasuk perundungan siber yang kian meningkat.

Anti-Bullying Week berdiri seiring dengan sejumlah peringatan internasional lain seperti International Stand Up to Bullying Day dan International Day Against Violence and Bullying at School yang dicetuskan UNESCO. Meski berbeda nama, seluruh kampanye menegaskan pesan yang sama: perundungan adalah masalah serius yang membutuhkan tindakan kolektif, pendidikan berkelanjutan, serta ruang aman bagi setiap anak untuk tumbuh dan belajar tanpa rasa takut.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *