Dalang Muda Ki Ulum Karto Diwiryo: Menjaga Identitas Wayang Banyumasan di Tengah Modernisasi

Purwokerto — Seni wayang Banyumasan masih menunjukkan denyut kehidupan yang kuat di tengah gempuran budaya modern. Hal itu disampaikan oleh dalang muda Ki Ulum Karto Diwiryo, salah satu pegiat seni wayang kulit di daerah Banyumas yang kini aktif memperkenalkan budaya leluhur melalui berbagai platform.

Menurut Ki Ulum, perkembangan wayang di Banyumas saat ini terbilang stabil. Antusiasme masyarakat masih terlihat nyata dari banyaknya penonton di setiap pagelaran. “Minat masyarakat sangat terlihat dari banyaknya penonton, apalagi saat bulan Sura yang dipercaya sebagai bulan istimewa untuk pagelaran wayang kulit. Saya yakin wayang Banyumasan akan tetap dan selalu lestari karena banyak dalang-dalang muda yang trubus dari berbagai daerah,” ujarnya.

Terkait ciri khas, Ki Ulum menyebut wayang Banyumasan memiliki warna budaya yang berbeda dibanding daerah lain. Pagelarannya dikenal lebih “seger” dan “anget” karena lahir sebagai bagian dari budaya kerakyatan. “Bahasanya tidak selalu menggunakan krama alus, bercengkok O, musik pengiringnya juga lebih kerakyatan sehingga suasananya lebih meriah. Gending-gending seperti Bendrong Kulon, Eling-eling Banyumasan, dan lainnya menjadi identitas kuat yang membedakan Banyumas dari Jogja maupun Solo yang lebih menonjolkan kesan agung,” jelasnya.

Namun, di tengah arus digitalisasi, para dalang juga menghadapi tantangan besar. Ki Ulum mengatakan bahwa seorang dalang kini harus mampu “manjing ajur ajer” atau menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. “Harus mengikuti kemauan masyarakat dan tren digital yang sedang ramai. Selain itu, isu-isu sosial juga perlu diangkat agar lebih dekat dengan penonton,” tambahnya.

Untuk menjaga relevansi pertunjukan wayang, Ki Ulum melakukan berbagai inovasi, terutama dalam pemanfaatan media sosial. Ia aktif di TikTok, Instagram, dan Facebook untuk memperkenalkan wayang Banyumasan secara lebih luas. “Intinya, bagaimana caranya wayang Banyumas bisa dikenal tidak hanya di daerah Banyumas, tetapi juga oleh masyarakat dan seniman di luar Banyumas,” tuturnya.

Di akhir wawancara, Ki Ulum menyampaikan harapan besar kepada pemerintah daerah, pegiat seni, dan masyarakat. Ia berharap wayang Banyumasan mendapat perhatian lebih mengingat kondisinya yang mulai ditinggalkan sebagian generasi muda. “Cintailah wayang Banyumasan. Tinggalan leluhur adalah warisan tak ternilai harganya. Semoga Banyumas selalu jaya sepanjang masa,” pungkasnya.

Editor: Siti Nurhalimah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *