Berita kelulusan merupakan satu kabar gembira yang ditunggu-tunggu oleh orang tua, keluarga, sanak saudara hingga teman sebaya. Masa-masa perjuangan di lingkungan pendidikan tidak serta-merta hanya untuk memperoleh gelar, tetapi juga untuk mencari ilmu pengetahuan, pengalaman, relasi dan penelitian yang berdampak bagi orang banyak.
Salsabila Nida, mahasiswi Universitas Jenderal Soedirman Fakultas Pertanian prodi Teknologi Pangan berhasil menyelesaikan studinya dengan kurun waktu 3 tahun 10 bulan. Di bulan yang sama, Salsa juga wisuda khotimat bil hifdzi Al-Qur’an di Pondok Pesantren Al Amin Grendeng. Salsa dapat menyelesaikan setoran bil ghoib Al-Qur’annya dalam kurun waktu 2 tahun terhitung sejak menetap di pondok tahun 2022 karena awal perkuliahan dilaksanakan secara daring akibat adanya pandemi covid-19.
Bagi mahasiswa rantau hidup di kos ataupun di pondok menjadi suatu pilihan yang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Berbeda dengan mahasiswa pada umumnya, Salsa lebih memilih untuk mondok. Pondok dijadikan sebagai rumah kedua tempatnya pulang dari kelelahan dan hiruk-pikuk tugas perkuliahan. Meskipun tugas akhir yang ia hadapi penuh dengan praktikum dan bolak balik pulang malam, hal itu tidak menjadi penghalang Salsa untuk terus melanjutkan program Al-Qur’an bil hifdzi, jadwal deresan Al-Qur’an, dan setoran yang tidak pernah terlewatkan olehnya.
“Motivasi terbesarku adalah ilmu dunia dan ilmu akhirat harus seimbang. Kita harus mengejar pendidikan setinggi mungkin untuk menghadapi kehidupan dunia yang akan datang. Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia dan seisinya juga akan musnah, dan kehidupan kita yang abadi itu di akhirat. Dan kehidupan di akhirat sama seperti halnya di dunia, kita perlu bekal sebanyak mungkin,” kata Salsa saat ditanya motivasi terbesar dalam menuntut ilmu dan menghafalkan Al Quran.
Prosesnya menggapai gelar sarjana dan hafidzah tidak mulus begitu saja. Terdapat manajemen waktu yang harus disesuaikan antara tugas kuliah dan hafalan Qurannya.
Sumber: Dokumentasi pribadi
“Hambatannya lebih ke manajemen waktunya. Kan kalau di prodiku tuh ada praktikum, dan biasanya bisa sampai malam banget. Sedangkan pagi setelah subuh, kami harus setoran hafalan,” ujar Salsa mengenai hambatan yang dirasakannya dalam menyeimbangkan tugas di kampus dan di pondok.
Melihat perjuangan Salsa dalam meraih 2 gelar sekaligus ternyata terdapat ujian yang datang silih berganti.
“Wah berkah dari Al-Qur’an tidak main-main ya. Berkah dari Al-Qur’an, Allah mudahkan segala urusan duniawi. Secapek capeknya aku, seputus-asa putus-asanya aku tapi alhamdulillah selalu ada jalan yang Allah kasih. Aku mau cerita sedikit ya hehe, jadi awal bulan Juli 2023 lalu, aku sering dihadapkan dengan 2 ujian ya. Yang pertama aku trial penelitian yang selalu gagal. Belum ada titik terang saat itu. Dan yang kedua aku ada pelatihan untuk persiapan lomba Musabaqoh Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) bulan Oktober. Jadi kegiatanku sehari-hari pagi setelah salat subuh aku setoran hafalan, setelah setoran hafalan, aku ada pelatihan untuk persiapan lomba dan sekitar jam 9 pagi aku langsung ke kampus untuk trial penelitian yang biasanya sampai jam 9 malam. Saat itu aku bener-bener ingin menyerah, menangis dan mengeluh. Saat mendekati bulan Oktober, alhamdulillah penelitianku sudah ada titik terang dan aku bisa seminar proposal h-8 sebelum perlombaan MTQMN. Itu salah cerita dan masih banyak lagi cerita di mana kuliah dan Qur’anku sama-sama harus berjalan saat itu juga,” kata Salsa ketika ditanya korelasi antara kuliah dengan Al Quran.
Bagi teman-teman mahasiswa yang sedang merasa lelah atas segala persoalan di kampus, mari kita beri semangat pada diri kita sendiri. Keberhasilan akan berbuah manis jika diikuti oleh usaha yang besar dan berkelanjutan. Percayalah setelah kesusahan pasti akan ada kemudahan. Bermimpilah setinggi langit karena setidaknya jika kamu terjatuh kamu akan berada di antara bintang-bintang.
