Ketika mendengar makanan khas Banyumas, mungkin yang langsung terbayang adalah mendoan atau gethuk goreng. Namun, ada satu makanan lain yang tidak kalah unik, yaitu Templek. Selain namanya yang menarik, cita rasanya pun khas dan kuat.
Templek memiliki tekstur dan rasa yang sulit dijelaskan, karena Anda harus mencobanya sendiri untuk benar-benar memahami kelezatannya. Makanan ini berbentuk bulat seukuran bola bekel, dengan bagian luar yang renyah dan dalamnya yang lembut. Bahan dasarnya terbuat dari ampas tahu, yang menjadikannya murah—hanya sekitar 500 rupiah per potong. Proses pembuatan Templek dilakukan secara manual dengan membentuk bulatan dari ampas tahu menggunakan tangan, yang dalam bahasa Banyumas disebut “di emplek-emlek”. Dari sinilah asal nama “Templek”.
Rasa Templek cukup kompleks, menggabungkan asin, gurih, manis, dan pedas dalam satu gigitan. Makanan ini paling nikmat disantap saat masih panas, baik langsung dimakan begitu saja, sebagai lauk untuk nasi rames, atau dicocol dengan sambal kecap.
Ampas tahu yang menjadi bahan dasar Templek berasal dari Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, yang dikenal sebagai sentra pembuatan tahu terbesar di Banyumas. Sentra ini sudah ada sejak tahun 1940, dan keberadaannya diabadikan melalui patung tahu di sana. Templek sendiri adalah makanan yang sudah cukup tua, mencerminkan tradisi panjang pembuatan tahu di daerah ini. Dengan nama yang unik dan rasa yang menggoda inilah, Templek menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmat kuliner, yang tentunya penasaran dengan sejarah dan cita rasanya.