Purwokerto — Program Studi Bahasa Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menyelenggarakan Kuliah Pakar bertema “Peluang dan Strategi Mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing”, pada Jumat (24/10/2025). Kegiatan yang berlangsung di Aula Bambang Lelono ini menghadirkan Ari Kusmiatun, pakar pembelajaran BIPA, sebagai narasumber.
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang ingin mendalami pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dalam konteks global. Melalui kuliah pakar ini, peserta diajak memahami bagaimana pembelajaran bahasa dapat menjadi sarana peluang karier di tingkat internasional.
Dalam pemaparannya, Ari Kusmiatun menjelaskan bahwa Bahasa Indonesia kini termasuk dalam jajaran empat bahasa dengan penutur terbanyak di dunia, dengan lebih dari 270 juta pengguna. Menurutnya, merupakan potensi besar bagi Indonesia untuk memperkenalkan bahasa dan budaya nasional ke kancah global. “BIPA menjadi salah satu jalur strategis untuk memperluas peran Bahasa Indonesia di dunia melalui pendidikan,” ungkapnya.
Selain memberikan materi, kegiatan ini juga membuka sesi diskusi interaktif. Para peserta berkesempatan bertanya langsung kepada narasumber mengenai pengalaman mengajar BIPA di luar negeri, tantangan dalam menghadapi perbedaan budaya, serta peluang karier sebagai pengajar bahasa Indonesia di lembaga internasional serta adanya ice breaking kuis unik dari pemateri yang membuat peserta senang saat mengerjakannya.
Ari juga menyoroti bahwa pembelajaran BIPA memiliki karakteristik unik karena peserta didiknya berasal dari latar belakang budaya, bahasa, dan motivasi yang beragam. Oleh karena itu, pengajaran tidak cukup hanya menekankan aspek teori, tetapi juga penggunaan bahasa nyata. BIPA bukan hanya aturan bahasa, tetapi bagaimana bahasa itu hidup dan digunakan sehari-hari.
Selain itu, Ari menekankan pentingnya menyesuaikan strategi pengajaran dengan kebutuhan pemelajar agar proses belajar lebih efektif dan bermakna. Ia merekomendasikan penggunaan media pembelajaran yang variatif seperti gambar, video, rekaman audio, peta, dan benda budaya untuk menciptakan pengalaman belajar yang konkret serta mengintegrasikan unsur budaya dalam setiap pembelajaran.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari para peserta. Claresta, salah satu mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia, mengaku mendapatkan wawasan baru tentang tantangan dan peluang menjadi pengajar BIPA. “Saya jadi paham bahwa mengajar penutur asing membutuhkan pendekatan yang berbeda. Apalagi setelah tahu bahwa pengajar BIPA berkesempatan mengajar di luar negeri. Itu membuat saya lebih tertarik dengan BIPA,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Prodi Bahasa Indonesia FIB Unsoed berharap dapat mempersiapkan mahasiswa menjadi calon pengajar yang kompeten, adaptif, dan siap bersaing di tingkat global. Kuliah pakar ini menjadi salah satu langkah nyata dalam mendukung internasionalisasi Bahasa Indonesia melalui pengajaran BIPA.
Editor : Naura Tsalatsa
