Sumber: Google (Suara Merdeka Banyumas)
Desa Pangebatan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Kembali menjadi sorotan dengan menggelar acara Jerami Fest yang merupakan acara tahunan yang diselenggarakan setiap bulan September yang dilakukan pasca panen raya dengan memanfaatkan Jerami sebagai kreasi seni. Festival ini diselenggarakan dengan tema “Merawat Bumi Merawat Kebudayaan” dan bertujuan untuk mengapresiasi para petani serta memanfaatkan Jerami sisa panen sebagai bahan dasar kreasi seni. Agus Suroto, selaku ketua pelaksana Jerami Fest 3, menuturkan, “Setelah padi dipanen, Jerami yang tertinggal di sawah dimanfaatkan menjadi kreasi seni. Ini adalah tahun ketiga kami melaksanakan Jerami Fest.” Festival ini menjadi ajang bagi masyarakat setempat untuk melestarikan budaya lokal sekaligus mempererat hubungan sosial antarwarga.
Jerami Fest dilaksanakan di hari Selasa (17/09/24) dimulai pukul 13.30 WIB yang diawali pembukaan kolosal 500 seni Cowongan dan 1000 penari di Lapangan Desa Pangebatan. Acara ini berlangsung selama 5 hari yaitu hingga hari Sabtu (21/09/24) yang diakhiri dengan penampilan Grup Band Zee’up. Jerami Fest 3 tidak hanya diramaikan oleh penampilan kreasi seni seperti “wong–wongan sawah” yang terbuat dari Jerami, tetapi juga menyuguhkan tarian–tarian kolosan dari 8 RW di desa tersebut, perlombaan hadroh, karawitan, macapatan, serta terdapat ratusan UMKM dari warga setempat. Sebelumnya, Jerami Fest 2 yang berlangsung pada 2023 berhasil menarik ribuan pengunjung setiap harinya, dengan perputaran ekonomi Rp757 juta dan ratusan UMKM turut serta dalam pameran produk unggulan desa yang semakin memperkuat dampak ekonomi festival ini. “Kami berharap acara ini bisa menjadi agenda tahunan yang terus tumbuh dan berdampak luas, baik bagi ekonomi desa maupun kebudayaan,” ujar Agus Suroto.
Seorang seniman sekaligus inisiator acara, Ttitut Edi Purwanto, menegaskan bahwa Jerami Fest bukan sekadar festival seni, melainkan juga sarana edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya ketahanan pangan dan peran vital petani. .”Jerami Fest ini adalah kombinasi seni dan agrarian. Petani juga bisa menjadi seniman, dan seniman bisa menghargai kerja keras petani,” jelas Titut. Selain mengapresiasi dalam seni, acara ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan di tengah perkembangan zaman.
Jerami Fest menekankan bahwa pentingnya untuk menjaga budaya lokal sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan dukungan dari berbagai pihak dan semangat gotong royong, Agus Suroto berharap, “Semoga Jerami Fest bisa membawa Desa Pangebatan untuk lebih berkreasi hingga taraf internasional, serta terus menjadi penggrak ekonomi dan kebudayaan lokal yang kuat.” Diharapkan Jerami Fest terus dapat berkembang dan menjadi inspirasi bagi desa–desa lain di Indonesia, bahkan dunia sekalipun.