Sintren adalah kesenian tari tradisional khas masyarakat Jawa, terutama berkembang di daerah pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah seperti Cirebon, Indramayu, dan Pekalongan. Tari ini terkenal karena mengandung unsur mistis dan magis, salah satu unsur penting dalam tari Sintren adalah munculnya kepercayaan bahwa sang penari dirasuki oleh roh Dewi Lanjar.
Dewi Lanjar adalah sosok mistis dalam mitologi Jawa yang dikenal sebagai penguasa atau ratu dari Laut Utara Jawa, khususnya di wilayah Pantai Utara, Dewi Lanjar digambarkan sebagai seorang wanita cantik yang hidup di dunia gaib setelah mengalami kesulitan hidup di dunia nyata, terutama setelah ditinggalkan suaminya. Salah satu unsur penting dalam tari Sintren adalah kehadiran seorang gadis perawan yang diikat dan dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang ditutupi kain.
Proses awal dalam pertunjukan tari Sintren dimulai dengan penari wanita yang diikat dan dimasukkan ke dalam kurungan ayam bersama perlengkapan dandannya, seperti pakaian dan alat rias yang ditempatkan dalam baskom. Pawang merapalkan mantra untuk memanggil roh Dewi Lanjar. Jika berhasil, kurungan bergoyang menandakan penari telah kerasukan. Ketika kurungan dibuka, penari muncul dalam keadaan sudah berdandan cantik dan mulai menari dengan iringan musik tradisional, dalam kondisi kesurupan.
Setelah tarian selesai, penari dimasukkan kembali ke kurungan, dan pawang melakukan ritual untuk memulihkan kesadarannya. Penari keluar dengan pakaian biasa dan tanpa ingatan tentang apa yang terjadi selama pertunjukan. Kesenian ini tidak hanya menonjolkan aspek hiburan, tetapi juga mencerminkan spiritualitas dan kepercayaan masyarakat lokal terhadap dunia gaib dan mistis.