Ecoprint, Cipta dan Karsa Kepedulian untuk Alam

Cilongok, sebuah kecamatan di Banyumas yang mungkin belum terlalu familiar bagi sebagian orang. Cilongok sendiri dapat ditempuh dalam kurun waktu sekitar 25-30 menit dari pusat kota Purwokerto. Kebanyakan dari mereka hanya mengenal objek wisata Cilongok saja, seperti Telaga Kumpe, Curug Cipendok ataupun Menggala Ranch. Namun, di Cilongok berdiri satu UMKM ecoprint Zee Collection yang sudah menorehkan banyak prestasi. Bahkan produk-produknya sampai di ekspor ke pasar mancanegara. Ecoprint seringkali disandingkan dengan batik. Keduanya memang sama-sama menggunakan teknik pewarnaan pada kain. Hanya saja ecoprint tidak memerlukan canting untuk memberikan motif namun, memanfaatkan dedaunan, bunga ataupun batang dari tumbuhan liar. Selain itu, warna-warni pada kain juga didapatkan dari tumbuh-tumbuhan, tidak ada pemakaian zat pewarna kimia.

Hal ini tidak lepas dari isu lingkungan yang kerapkali terdengar di telinga. Bahkan program untuk mengurangi sampah sudah mulai gencar dimasifkan di mana-mana. Bukan hanya sampah plastik namun, juga sampah tekstil. Faktanya, sampah tekstil juga ikut andil dalam mencemari lingkungan. Penggunaan bahan baku tekstil yang terbuat dari polyester merupakan turunan dari bahan baku fosil, ketika dicuci akan menghasilkan serat mikro plastik dan pemakaian zat kimia pada pewarna pakaian sebenarnya cukup berbahaya. Apalagi masyarakat saat ini cenderung lebih konsumtif dengan mengikuti mode fashion kekinian yang seringkali ditawarkan dengan harga murah atau lebih dikenal dengan istilah fast fashion. Rendahnya harga yang ditawarkan para pelaku usaha fast fashion tersebut membuat masyarakat tidak sayang untuk membuang pakaian lama yang masih layak pakai. Pada akhirnya lingkungan pun ikut terdampak.

Ecoprint adalah produk fashion ramah lingkungan yang terbuat dari bahan alami. Lahirnya ecoprint berawal dari kepedulian terhadap pelestarian alam dan wujud penghargaan terhadap sumber daya alam. Hal ini tercermin dari proses pembuatan hingga produk yang dihasilkannya. Seni mencetak warna dan motif pada suatu media organik (kain, kertas, kayu, kulit hewan, dan lain-lain) dengan teknik penggunaan bahan alami, seperti daun, bunga, batang, atau bagian tumbuhan lain yang menghasilkan pigmen warna atau memiliki tanin yang kuat. Setiap proses pembuatan ecoprint diperlukan konsentrasi, perasaan dan tentu saja melibatkan jiwa seni yang tinggi untuk mendapatkan pola-pola motif yang syarat akan nilai estetika. Meskipun terkesan mudah namun, membuat ecoprint membutuhkan ketekunan dan juga kesabaran. Setiap lembaran kain yang terbentang dengan bermacam motif dan warna membuat mata tak mau lepas memandang. 

Riene Mahardiani, pelaku usaha Zee Collection yang hampir 2 tahun bergelut membuat ecoprint. Meskipun sudah banyak pelaku usaha ecoprint di kota Satria namun, Mbak Riene memastikan bahwa ecoprint Zee Collection berbeda dengan yang lain. Kecintaannya pada fashion menghasilkan ecoprint yang berkualitas bahkan, diakui kalangan atas hingga berhasil diekspor ke mancanegara. Tidak terbatas pada produk fesyen, Zee Collection juga membuat banyak inovasi dan terobosan baru menggunakan ecoprint, seperti sepatu, tas, id card bahkan note book.

Ecoprint menjadi alternatif cara baru mengurangi konsumtif fast fashion dan bentuk kepedulian dalam menjaga bumi. Produk lokal yang dapat go international, yaitu Zee Collection mantap menjadi pionir UMKM ecoprint di Indonesia dan berhasil menerobos sejumlah pasar internasional serta mendongkrak perekonomian di daerah sekitar. Mari, mulai dari diri kita sayangi bumi dengan membeli produk ramah lingkungan!

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *