Fenomena “Izin Mok” di Media Sosial: Jejak Bahasa Gaul Baru dari Kreator Bigmo

Purwokerto— Belakangan ini, istilah seperti “izinn”, “hallo mok”, hingga “izin mok” semakin sering muncul di kolom komentar TikTok dan Instagram. Ungkapan tersebut banyak dikaitkan dengan kreator konten Bigmo, yang dikenal memiliki gaya bicara khas dan mudah dikenali para pengikutnya.


Tren ini bermula dari sejumlah video Bigmo yang menampilkan penggunaan kata “mok” sebagai bentuk sapaan atau ekspresi spontan. Meskipun tidak memiliki arti yang baku, kata ini cepat menyebar dan diadopsi oleh pengguna media sosial, terutama kalangan muda. Di berbagai platform, frasa seperti “izin mok 🙏” atau “hallo mok” kini menjadi bentuk interaksi yang akrab di antara penggemar.


Dosen linguistik digital, Dr. Maya Widjajanti, menyebut bahwa fenomena tersebut merupakan contoh bagaimana bahasa di ruang digital berkembang secara cepat dan organik. “Kata seperti ‘mok’ merupakan bentuk idiolek seorang kreator yang kemudian menjadi bahasa komunitas. Maknanya mungkin belum jelas, tetapi fungsi sosialnya kuat sebagai penanda kedekatan dan identitas kelompok,” jelasnya.


Ia juga menambahkan bahwa perkembangan bahasa gaul di media sosial tidak bisa dilepaskan dari peran figur publik yang memiliki basis pengikut besar. Ketika sebuah gaya bahasa sering muncul dalam konten viral, audiens cenderung menirunya dan menjadikannya bagian dari percakapan sehari-hari.


Di sisi lain, para peneliti literasi digital melihat tren ini sebagai gambaran dinamika budaya anak muda dalam berkomunikasi. Bahasa tidak hanya digunakan sebagai alat bertukar informasi, tetapi juga sebagai sarana membangun kebersamaan dan menunjukkan keanggotaan dalam komunitas tertentu.


Meski demikian, penggunaan istilah seperti “mok” berpotensi memunculkan kebingungan bagi mereka yang tidak mengikuti konteksnya. Hal ini menunjukkan bahwa ruang digital kerap melahirkan “mikro-bahasa” yang hanya dipahami oleh kelompok pengguna tertentu.


Fenomena “izin mok” menunjukkan bahwa media sosial terus menjadi ruang kreativitas linguistik yang hidup dan cepat berubah. Dalam waktu singkat, satu kata dapat berkembang menjadi tren, simbol keakraban, bahkan identitas komunitas di dunia maya.

Editor:

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *