singkatan chat di media sosial
Purbalingga – Di era digital, kesalahan ejaan masih marak terjadi di kalangan pelajar. Kebiasaan menyingkat kata saat chatting seperti “yg”, “tdk”, dan “sdh” sering terbawa ke tulisan sekolah, terutama ketika siswa menulis secara cepat dan spontan. Fenomena ini menunjukkan bagaimana kebiasaan berbahasa di dunia digital dapat memengaruhi kemampuan siswa dalam menulis sesuai kaidah bahasa yang benar.
Yuliana, guru Bahasa Indonesia di SMP 1 Karangjambu, menjelaskan bahwa pengaruh media sosial sangat kuat terhadap kebiasaan berbahasa siswa. “Kebiasaan menyingkat di media sosial membuat siswa kurang memperhatikan ejaan yang benar. Saat menulis di sekolah, pola itu sering muncul tanpa mereka sadari,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa siswa yang rajin membaca biasanya lebih menyadari bentuk kata baku dan kesalahannya lebih minim.
Salah satu siswi, Sabita, mengakui masih sering melakukan kesalahan ejaan seperti penulisan huruf kapital dan pemisahan kata depan “di” dan “ke”. “Kalau di medsos kan nulisnya biar cepat, jadi kebiasaan itu terbawa waktu menulis tugas sekolah,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Yuliana menegaskan pentingnya membiasakan penggunaan bahasa baku di lingkungan sekolah maupun dalam aktivitas digital sehari-hari. Ia kerap memberikan contoh penulisan yang benar dan mengoreksi langsung kesalahan siswa saat proses belajar agar mereka lebih memahami bentuk bahasa yang sesuai dengan kaidah. Menurutnya, kemampuan berbahasa yang baik tidak hanya diperlukan dalam tugas akademik, tetapi juga dalam literasi digital, yaitu kemampuan menggunakan bahasa secara tepat dan bertanggung jawab di media digital.
Yuliana berharap siswa dapat menumbuhkan kebiasaan berbahasa yang lebih cermat dan sadar akan pentingnya ketepatan bahasa. Harapannya, mereka tidak hanya terampil menggunakan teknologi, tetapi juga mampu menjaga kualitas berbahasa Indonesia dalam setiap bentuk komunikasi.
Editor : Linda Rahma Agnia
