Novel Di Tanah Lada: Potret Kerasnya Realita dari Perspektif Anak-Anak

Novel Di Tanah Lada karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie membawa pembaca pada kisah kehidupan penuh gejolak melalui sudut pandang Ava. Seorang anak perempuan berumur 6 tahun. Ava sering menerima perlakuan kasar dari ayahnya, yang ia anggap seperti “monster.” Setelah kehilangan kakek yang disayanginya, Ava dan keluarganya pindah ke lingkungan baru yang kelam di Rusun Nero. Di tempat inilah Ava bertemu dengan seorang anak laki-laki bernama P, yang menjadi teman sejatinya dan membawanya pada petualangan emosional dan perubahan hidup.

Novel ini pertama kali diterbitkan pada Agustus 2015 oleh PT Gramedia Pustaka Utama dan menjadi pemenang kedua dalam Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2014. Cerita dalam novel ini sebagian besar berlangsung di lingkungan kumuh sekitar Rusun Nero, di mana Ava tinggal bersama keluarganya. Lingkungan ini digambarkan dengan penuh detail, memberikan suasana kuat tentang kehidupan keras yang dijalani tokoh-tokohnya.

Melalui kisah Ava dan P, novel ini mengeksplorasi tema tentang kekerasan dalam keluarga, keberanian, dan persahabatan. Ava ingin melarikan diri dari lingkungan penuh kekerasan dan berusaha mencari makna kebahagiaan di tengah dunia yang penuh kekerasan dan kebencian. Ava berusaha menghadapi kenyataan pahit dalam hidupnya dengan kekuatan dan kepolosan seorang anak. Ia mengandalkan kamus pemberian kakeknya dan ketulusan hatinya dalam memahami orang-orang di sekitarnya, termasuk ayahnya yang kerap menyakitinya. Sejak mendapat hadiah kamus dari Kakek Kia pada ulang tahun yang ketiga, Ava menjadi anak yang pintar berbahasa Indonesia. Pembaca akan menemukan banyak kata baku dan pengertiannya sesuai KBBI. Selain Ava, tokoh P juga memiliki kisah hidup yang kompleks dan rumit.

Ziggy menuangkan banyak kirit sosial melalui sudut pandang Ava dan P. Di Tanah Lada mengingatkan Pembaca untuk peka terhadap realitas yang mungkin terjadi di sekitar, terutama yang dialami oleh anak-anak dalam lingkungan penuh konflik. Membaca novel ini mengajarkan nilai empati dan keberanian dalam menghadapi ketidakpastian hidup.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *