Dalam politik lokal, Kabupaten Pekalongan didominasi oleh mitos yang belum terpecahkan: belum pernah ada Bupati Pekalongan yang berhasil menjabat dua periode. Fadia Alafiq tampak menjadi sosok yang berusaha mendobrak tembok mitos dengan resmi terdaftar sebagai calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk periode kedua. Mitos ini sudah ada dan berkembang di kalangan masyarakat Kabupaten Pekalongan selama bertahun-tahun. Hingga saat ini, belum ada pemimpin daerah yang mampu menjabat dua periode berturut-turut. Tokoh-tokoh yang ingin dipilih kembali setelah masa jabatan pertamanya sering kali gagal atau menghadapi hambatan politik yang menghalangi mereka untuk terus memimpin.
Fadia Arafiq, yang kini menjabat sebagai Bupati Pekalongan, dengan berani mencalonkan diri kembali. Menyadari tantangan yang ia hadapi, baik dari segi politik maupun mitos yang berkembang di masyarakat, ia tetap bertekad untuk melanjutkan masa kepemimpinannya. Fadia percaya bahwa banyak pekerjaan rumah di Kabupaten Pekalongan yang belum selesai, dan dirinya merasa bertanggung jawab untuk menuntaskan program-program yang sudah dimulai.
Namun, tidak sedikit pula pihak yang meragukan kemampuan Fadia untuk mematahkan mitos tersebut. Dalam sejarah politik Kabupaten Pekalongan, pemilihan kepala daerah kerap diwarnai dengan dinamika politik yang tajam.
Tak disangka-sangka, Fadia-Sukirman, pada kontestasi pilkada 2024 yang diadakan pada 27 November 2024 berhasil memecahkan mitos. Mitosnya, pasangan bupati tidak dapat menjabat dua kali. Namun kali ini, Fadia Arafiq berhasil menumbangkan mitos tersebut, pasalnya berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count, dirinya bersama Sukirman berhasil memperoleh 57% suara atau sebanyak 308.982. Sedangkan lawannya yakni Riswadi-Amin memperoleh sebanyak 236.533 suara saja.