Yufidatul Khasanah, seorang mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negri Saifudin Zuhri Purwokerto, telah menginspirasi banyak orang atas perjuangan yang dicapai untuk menjadi penghafal Al-Quran serta menjadi sarjana secara bersamaan di usia muda. Perempuan yang lahir di Paguyangan pada 5 Juli 2002, telah memulai hafalan Al-Qurannya pertama kali pada saat Menengah Atas di PPTQ At-Tibyan selama 1 tahun dan dilanjut di PPTQ Al-Izza Kretek sampai akhir studi Menengah Atas selama 2 tahun, kemudian memasuki masa studi perkuliahan pada tahun 2020. Saat ini ia sudah menyelesaikan masa studinya pada tahun 2024 dengan menjadi lulusan terbaik dan juga tercepat. Pada masa studi S1 ia menjalani kehidupan perkuliahan dengan hari-harinya di Pondok Pesantren Al-Amin Pabuaran Purwokerto. Kenapa ia memilih menjalani kehidupan perkuliahan di pondok pesantren karena selain kebijakan dari pihak universitas yang mewajibkan mahasiswanya untuk berada dipondok pesantren, juga untuk menyelesaikan hafalan Al-Quran nya yang sudah dimilikinya. Kegiatan yang menjadi hobinya selain fokus akan perkuliahan dan hafalannya ia suka akan mendengarkan musik, membaca buku inspiratif, dan memasak menjadi hal yang paling disukainya.
Menjalani masa-masa studi yang disertai membuat hafalan Al-Quran bukanlah hal yang mudah, seperti yang diungkapkan oleh Yufidatul melalui chat media sosial whatssapp yang dilakukan pada 10 Mei 2024
“mengejar dunia dibarengi dengan mengejar akhirat itu bukanlah sesuatu yang mudah, kita semua bisa melakukan dua hal itu secara bersamaan. Tetapi bergantung pada hatinya, keyakinan pada diri sendiri itu perlu percaya pada kemampuan diri itu perlu, ketika kita yakin bisa melakukan dua hal tersebut secara bersamaan pasti Allah akan membantu dengan selalu memberikan kekuatan dan kemudahan dalam menjalaninya. Maka dari itu prinsip yang selalu saya pegang dalam diri saya yaitu sukses dunia akhirat agar bisa menjaga orang tua dimana mereka berada.”
Setiap orang pasti akan memilki kekurangan dan kelebihan sesuai dengan keadaan masing-masing. jika dilihat dari perjuangan Yufidatul untuk menjadi tahfidz quran dan sarjana, terdapat beberapa hambatan yang dimiliki olehnya tetapi sebisa mungkin hambatan itu dapat menutupi satu sama lain. Problem dari dirinya yakni terlalu memikirkan perasan orang lain serta selalu mengorbankan diri sediri, sering memikirkan hal-hal yang berada diluar jangkauan dirinya.
Kemudian dari problem itu dapat ditutupi dengan beberapa cara, yakni dangan mampu untuk terbuka dalam berpikir, tanggap dalammengatas berbagai hal, disiplin dalam kegiatan, dan punya prinsip hidup agar tidak melakukan hal-ha diluar peraturan agama dan norma. menurut yufidatul menghafalkan Al-Quran bukan hanya sekedar pecapaian pribadi, tetapi memiliki makna yang lebih mendalam. Al-Quran bisa dijadikan sebagai tempat inspirasi, petunjuk hidup, dan sumber kekuatan dalam mengabadi permasalahn sehari-hari. Terdapat prestasi akademik yang pernah diikuti oleh saudara yufidatul dan menjadi juara yang berkaitan dengan tahfidz yaitu juara 3 MHQ Cabang 5 Juz dan Tilawah tigkat Kabupaten Brebes, serta terdapat beberapa prestasi lainnya yang tidak berhubungan dengan tahfid dengan tujuan menjadi penyemangat dan mencari pengalaman. Selain itu salah satu prestasi yang menjadi hal paling berkesan dalam diri ia yaitu dapat menyelesaikan studi S1 nya dengan cepat sesuai dengan target yang sudah direncanakan. Untuk menjadi lulusan dengan baik dan cepat terdapat beberapa tips yang telah dilakukan diantaranya yaitu :
- Fokus pada target yang akan dicapai. kalau dalam hal ini, jangan ikutan teman atau siapapun, kenapa karena hal itu dapat berpengaruh sama pola pikir kita.
- Selalu minta doa dan dukungan dari orang tua serta guru, karena orang tua akan mendoakan kita lewat jalur langit yang tidak macet.
- Jangan pedulikan omongan orang lain, jika ada orang yang selalu membicarakan tentang diri kita biarkan saja.
- Selagi ada kesempatan untuk melangkah, melangkahlah duluan ambillah langkah itu. Jangan sia-siakan suatu kesempatan, karena belum tentu kesempatan itu akan datang lagi.
- Siap berjuang sendiri. Percaya nggak percaya, semester akhir nggak bisa menggantungkan hidup ke orang lain. Teman hanya sekadar teman. Kalau tujuan kita harus dicapai, kita harus siap berdiri di kaki sendiri.
Kemudian bagaimana caranya membagi waktu untuk menghafal dan juga untuk kuliah? hal yang selalu ia terapkan untuk menyeimbangkan dua hal tersebut yaitu :
- Selalu menerapkan dalam hati bahwa kuliah dan pondok pesantren untuk menghafal merupakan sebuah kewajiban dengan membuat sebuah target, contoh seperti beliau menargetkan bahwa pada tahun 2024 ini targetnya harus lulus kuliah dan wisuda tahfidz.
- Bisa untuk membagi waktu untuk mengrjakan tugas kuliah dan buat nderes hafalan
- gunakan waktu-waktu yang kosong untuk melakukan sesuatu baik mengerjakan tugas kuliah maupun membuat hafalan
- Ketika berada di keadaan cape atau merasa lelah istirahatlah sambil menguatkan diri dan berkata “ngak papa-ngak papa, capeknya cuma saat ini aja kok, besok udah ngak cape lagi. Yok bisa semangat kejar wisudanya”
Kisah perjuangan dari Yufidatul dalam menghafal Al-Quran dan membagi waktu dalam hal perkuliahan menggambarkan dedikasi yang sanggat tinggi, dengan ketekunan, dan semangat yang luar biasa. Ia tidak hanya mengejar prestasi dunia saja, tetapi juga menejar prestasi akhirat dengan membangun hubungan yang mendalam denganAl-Quran. Kisahnya menjadi inspirasi bagi semua orang, terutama telah menginspirasi orang-orang yang sedang melakukan hal sama untuk terus berjuang dalam memperjuangkan dunia dan akhirat, serta menghadapi segala tantangan dengan keberanian dan kegigihan yang seimbang.