Menjelang Ujian Tengah Semester (UTS), para mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman khusunya di Fakultas Ilmu Budaya tengah menghadapi tekanan yang cukup berat. Banyak dari mereka yang dikejar deadline tugas-tugas yang harus dikumpulkan sebelum masa ujian dimulai. Akibatnya, suasana kampus terlihat sibuk dan penuh dengan mahasiswa yang berjuang menyelesaikan berbagai macam tugas, baik individu maupun kelompok.
Beban akademis yang menumpuk tak hanya membuat mereka bekerja lembur hingga larut malam, tetapi juga menimbulkan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Tidak sedikit mahasiswa yang mengaku kurang tidur dan mulai merasakan stres yang meningkat. Karin, seorang mahasiswa semester tiga prodi Sastra Jepang mengungkapkan bahwa dirinya dalam minggu ini tidur 3–4 jam demi menyelesaikan tugas yang harus segera dikumpulkan sebelum UTS.
“Setiap dosen punya tenggat waktu yang ketat, dan kami harus pintar-pintar mengatur waktu antara tugas, persiapan ujian, serta kegiatan lainnya. Kadang-kadang aku sampai lupa makan saking fokusnya di depan laptop,” tutur Karin.
Fenomena “dikejar deadline” ini memang menjadi momok tersendiri di kalangan mahasiswa, terutama di masa-masa krusial seperti menjelang UTS. Dari hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa, mayoritas mengaku mengalami kesulitan untuk membagi waktu antara menyelesaikan tugas-tugas yang belum rampung dengan mempersiapkan materi ujian. Akibatnya, performa akademis bisa terganggu, dan muncul kekhawatiran bahwa nilai ujian akan menurun.
Para mahasiswa berharap agar pihak kampus maupun dosen bisa memberikan sedikit kelonggaran, terutama di masa-masa menjelang ujian, sehingga mereka bisa lebih fokus mempersiapkan diri untuk UTS tanpa harus merasa tertekan oleh tenggat tugas yang bersamaan.