Purwokerto, 2 September 2025 — Tidak semua pemimpin lahir dari ambisi pribadi. Begitu pula dengan Amara Alya Aniken, mahasiswa Sastra Jepang angkatan 2023, yang kini menjabat sebagai Ketua UKM Olahraga Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jenderal Soedirman. Amara tidak mengajukan diri untuk menjadi ketua, melainkan ditunjuk oleh pengurus lain. Meski begitu, ia berhasil menjadikan UKM olahraga sebagai wadah yang tetap aktif dan inspiratif bagi mahasiswa.
Amara mulai bergabung di UKM ini sejak 2023 sebagai anggota divisi Latihan Pengembangan (Latbang) bidang sepak bola. Ia kemudian dipercaya memimpin sejak akhir 2024, saat duduk di semester empat. “Awalnya saya nggak terlalu paham soal administrasi, karena periode pertama hanya di Latbang. Tapi lama-lama belajar dan terbiasa,” ujarnya.
UKM Olahraga FIB yang berdiri sejak 1 Desember 2014 ini menaungi berbagai cabang olahraga seperti voli, futsal, sepak bola, basket, bulutangkis, hingga e-sports. Di bawah kepemimpinan Amara, program kerja tahunan seperti FIB Cup, makrab, hingga musyawarah anggota tetap berjalan dengan baik. FIB Cup sendiri akan digelar November mendatang, mempertemukan mahasiswa lintas prodi dalam berbagai pertandingan olahraga, mulai dari lapangan hingga arena digital.

Namun, perjalanan Amara tidak selalu mulus. Salah satu kendala terbesar tahun ini adalah renovasi ruang sekretariat. Kondisi itu membuat pengurus sulit berkumpul, menyimpan barang inventaris UKM, atau sekadar mengobrol santai untuk mempererat komunikasi. “Kalau bonding pengurus sekarang mungkin baru tujuh dari sepuluh. Karena ruang sekretariat nggak bisa dipakai, intensitas ketemunya jadi berkurang,” jelasnya.
Meski begitu, Amara menegaskan bahwa keterbatasan fasilitas tidak menghambat semangat mereka. Latihan rutin dan sparing tetap berjalan, meski harus menyewa lapangan GOR atau sasana karena di FIB sendiri hanya ada lapangan voli, yang kini juga sedang direnovasi. Promosi pun gencar dilakukan lewat event besar seperti FIB Cup dan expo saat ospek mahasiswa baru.
Dalam hal kepemimpinan, Amara memilih gaya “kontrol ringan”. Setiap divisi mempunyai peran masing-masing, latbang untuk latihan, media untuk publikasi, eksternal-internal untuk hubungan organisasi, dan pengurus harian untuk administrasi. Sesekali ia juga turun langsung ke lapangan sebagai steering committee untuk mengawasi jalannya kegiatan. “Saya jarang keteteran karena terbiasa manajemen waktu dengan baik,” tambahnya.
Bagi Amara, mitos bahwa aktif di organisasi bisa menurunkan nilai akademik adalah hal yang keliru. “Itu tergantung orangnya. Kalau misal ada yang nekat ikut empat kepanitiaan sekaligus, berarti dia memang sudah siap mengorbankan salah satunya, antara kuliah atau kepanitiaan. Harusnya lebih bijak dalam memilih,” katanya.
Inspirasi Amara datang dari sosok ketua sebelumnya, Handy (angkatan 2021), yang juga menjabat dua periode dan tetap konsisten menghidupkan UKM. Ia berharap bisa meniru semangat itu. “Ke depan, saya ingin semua cabang olahraga di FIB bisa terus rutin latihan, jumlah atlet bertambah, dan UKM ini tetap jadi rumah untuk mahasiswa yang ingin berkembang lewat olahraga,” tutupnya.
Editor: Maulina Azizah