Belajar dan Berkeliling Dunia lewat BIPA

(Sumber: dokumentasi pribadi)

Purwokerto-Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan nasional Republik Indonesia, berfungsi sebagai alat komunikasi utama, lambang kebanggaan nasional, identitas nasional, serta alat pemersatu berbagai suku, budaya, dan bahasa di Indonesia.
Apakah penuturnya hanya orang asli Indonesia, atau bisa orang asing?

Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing atau biasa disebut BIPA, adalah wujud nyata bahwa Bahasa Indonesia juga dituturkan oleh orang asing atau bukan orang Indonesia asli. BIPA bukan sekadar program pengajaran bahasa, tetapi jembatan budaya yang mempertemukan Indonesia dengan dunia.
Dalam kuliah pakar yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Unsoed dan wajib diikuti oleh angkatan 2022, 2023, dan 2024 yang bertema “Peluang dan Strategi Mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing”. Dr. Ari Kusmiatun, M.Hum. menjelaskan bagaimana pembelajaran BIPA menuntut kesadaran, arah, dan perencanaan yang matang.
“Kalau kamu ingin mengenal BIPA, kenali dulu Indonesia,” ujar Dr. Ari Kusmiatun, M.Hum., ia mengajak mahasiswa untuk memahami bahwa mengajar Bahasa Indonesia bagi penutur asing bukan hanya tentang bahasa, tetapi juga tentang mengenalkan Indonesia kepada dunia.

(Sumber: dokumentasi pribadi)

Fakta Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia telah diajarkan di lebih dari 300 lembaga pendidikan dari Universitas luar negeri, bahkan pernah menjadi bahasa ketiga paling banyak digunakan di platform WordPress dan telah berstatus sebagai bahasa resmi sidang UNESCO. Fakta ini menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia semakin diakui sebagai bagian dari soft diplomacy Indonesia (upaya suatu negara untuk memengaruhi negara lain melalui daya tarik budaya, nilai-nilai, dan kerja sama, bukan melalui tekanan militer).

Peluang Mengajar
Selain menjadi sarana untuk belajar Bahasa Indonesia bagi penutur asing, BIPA juga memberikan peluang terutama bagi lulusan Pendidikan Bahasa Indonesia untuk menjadi pengajar BIPA. “Pengajar BIPA saat ini sangat dibutuhkan seperti di Australia dan negara lain” ungkap Dr. Ari. Ia juga menyampaikan bahwa melalui program BIPA kita dapat menjelajahi berbagai negara dan mendapatkan pengetahuan yang lebih luas.

Prinsip Pengajaran BIPA
Dalam sesi kuliah, Dr. Ari mendemonstrasikan pembelajaran BIPA bisa menjadi kegiatan yang interaktif dan penuh tawa. Ia menggunakan senam otak, memperkenalkan nama anggota tubuh melalui permainan, dan bahkan mengajak peserta mencoba media digital seperti Blooket agar suasana belajar lebih hidup. Sesuai dengan prinsip andragogi, yaitu pembelajaran orang dewasa yang menekankan pengalaman langsung dan partisipasi aktif, sehingga kelas menjadi lebih hidup dan bermakna.

Lebih dari Sekadar Mengajar Bahasa

Dr. Ari juga menekankan pentingnya penguasaan pengetahuan tentang Indonesia dan lintas budaya bagi calon pengajar BIPA. Misalnya pengajar perlu tahu tentang sejarah Indonesia, kuliner, hingga filosofi yang terkandung. “Kita harus selalu meningkatkan keterampilan tambahan, selain mengajar harus bisa memasak, menari, dan lain sebagainya. Karena pasti ada siswa yang bertanya” ujarnya.
Pengajar BIPA harus mampu menguasai Bahasa Indonesia secara fasih, memiliki teknik mengajar yang menarik, kreatif dalam membuat media, serta berbicara dengan lafal dan intonasi yang jelas. Selain itu, pengajar tepat waktu dalam mengajar, menulis apa yang diajarkan, dan memberi motivasi agar siswa berani menggunakan Bahasa Indonesia di luar kelas, serta bersikap sebagai teman yang ramah dan terbuka.

Kuliah pakar ini membuka mata mahasiswa bahwa menjadi pengajar BIPA, Bahasa Indonesia tidak hanya diajarkan, tetapi juga dihidupkan dalam setiap interaksi lintas bangsa. Dari ruang Aula Unsoed, semangat untuk belajar dan berkeliling dunia melalui BIPA tumbuh dan membawa harapan bahwa Bahasa Indonesia akan terus menggaungkan identitasnya di mata dunia.

Editor: Nayagi Abdillah Shinta Utami

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *