Perempuan bernama lengkap Robiyanti yang lahir pada tanggal 26 Juni 1990, membuktikan dengan tekad dan semangatnya bahwa pendidikan merupakan hak bagi setiap orang terlepas dari stigma sosial yang mengekang. Lahir di Desa Wlahar, Kecamatan Rembang, Purbalingga, dirinya mengawali perjalanan pendidikannya dari SD N 1 Wlahar, kemudian melanjutkan ke SMP N 1 Rembang, dan menyelesaikan pendidikan menengah atasnya di SMA N 1 Rembang. Namun ambisi Robiyanti tidak berhenti sampai di situ. Meskipun dihadapkan pada pandangan sempit masyarakat sekitar yang mengggap bahwa pendidikan tinggi tidaklah penting bagi perempuan, namun ia tetap memutuskan untuk mengejar cita-citanya. Tantangan berat muncul ketika Robiyanti memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Akademi Kebidanan (AKBID) YLPP Purwokerto.
“Tantangan dalam pendidikan yang dirasa berat itu pas masuk ke AKBID itu, banyak orang yang nganggep sekolah tinggi itu cuma buang-buang uang aja, perempuan ujung-ujungnya paling di dapur, apalagi ngeliat orang tua, ayah cuma kuli bangunan, ibu pembantu rumah tangga yang sama-sama merantau di Tangerang. Tapi menurut saya, kalau saya dengerin kata orang yang negatif ngga akan maju. Pikiran saya saat itu, saya ngga akan biarin stereotip itu menghentikan saya buat mencapai impian.” Ujar Robiyanti
Perjalanan Robiyanti dalam menempuh pendidikan tinggi tidaklah mudah. Selain harus menghadapi tantangan akademik, tantangan ekonomi, dia juga harus menghadapi pandangan negatif dari sebagian masyarakat sekitar. Namun, semangat dan keteguhannya dalam mengejar pendidikan tinggi menjadi pendorong utama baginya untuk terus maju. Kini setelah menyelesaikan pendidikan kebidanan, Robiyanti tidak hanya membuktikan bahwa perempuan mampu meraih pendidikan tinggi, tetapi juga telah menjadi contoh bagi banyak perempuan di sekitarnya. Dia banyak terlibat dalam membantu kegiatan kesehatan seperti berobat orang sakit, persalinan di salah satu rumah praktek di desanya.
“Dalam hidup, kita itu harus berani melangkah Riz, ngga usah dengerin apa kata orang, fokus sama tujuan diri kita aja. Kalau udah kecapai apa yang kita mau, orang lain juga bakal mikir beda lagi kok. Dulu yang sering bilang ngga-ngga sama saya, sekarang sering kok berobat sama saya, ada yang persalinan juga sama saya.” Tambahnya.
Prestasi yang diraih Robiyanti tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya sendiri, tetapi juga menjadi cerminan bahwa perempuan mampu berkontribusi dalam berbagai bidang, termasuk dalam dunia pendidikan dan kesehatan. Semangat dan keteguhan hati Robiyanti menginspirasi generasi muda untuk tidak takut menghadapi tantangan dan terus berjuang untuk mewujudkan impian mereka, terlepas dari segala bentuk hambatan yang mungkin menghalangi.