Setelah pelantikan Presiden Prabowo, pemerintah mengumumkan rencana untuk memecah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi empat kementerian baru. Keputusan ini diambil dengan tujuan untuk memperkuat fokus di masing-masing bidang, yakni pendidikan dasar dan menengah, pendidikan tinggi, kebudayaan, serta riset.

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan kebijakan pendidikan dan budaya. Menurut Syaiful Huda dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pemecahan kementerian ini bukanlah hal baru, mengingat pengalaman sebelumnya dalam menyatukan dan memisahkan bidang pendidikan dan riset. Huda menilai, langkah ini bisa membuat kementerian lebih produktif karena masing-masing bisa fokus pada isu-isu yang lebih spesifik.
Namun, ada beberapa pertanyaan yang muncul di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah apakah langkah ini akan berdampak pada pergantian kurikulum di tingkat pendidikan dasar hingga tinggi. Apakah pemisahan ini akan menciptakan keselarasan atau justru kebingungan di antara para pelajar dan tenaga pendidik?
Bagi publik, keputusan ini membuka ruang diskusi tentang bagaimana kebijakan pendidikan akan berkembang ke depannya. Harapannya, kementerian baru yang lebih fokus dapat lebih responsif dalam menangani isu pendidikan dan budaya, meningkatkan kualitas pengajaran, serta menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia.
Ke depan, banyak yang berharap kebijakan pendidikan di Indonesia bisa semakin membaik dan tidak hanya berorientasi pada teori, tetapi juga pada kebutuhan praktis di lapangan. Semoga pemecahan ini membawa angin segar bagi pengembangan pendidikan di Indonesia, dengan arah yang lebih jelas dan terukur.