Idgitaf: Merangkai Perasaan dalam Melodi yang Menyentuh

Di tengah ramai industri musik, Idgitaf hadir sebagai sosok yang mencuri perhatian dengan lagu-lagu yang jujur dan menyentuh hati. Nama aslinya, Brigitta Sriulina Br Meliala, mungkin terdengar asing, tetapi Idgitaf sebagai penyanyi independen berhasil menyampaikan keresahan dan perasaan generasi muda lewat karya-karyanya yang penuh makna. Namanya mulai dikenal luas ketika lagu-lagu seperti “Takut” dan “Terpikat Senyummu” viral di media sosial, menjadi favorit banyak remaja hingga dewasa muda.

Sumber: Instagram pribadi @idgitaf

Lagu “Takut” adalah karya yang paling membekas bagi penggemar. Liriknya yang puitis dan penuh kejujuran tentang ketakutan menjalani hidup, ketidakpastian, dan tekanan ekspektasi, membuat lagu ini begitu dekat di hati para pendengar. Melalui bait seperti, “Takut kalau harus jatuh dan gagal lagi / tapi aku manusia, tak sempurna adanya,” Idgitaf menyuarakan perasaan yang sering dirasakan anak muda, tetapi jarang terungkapkan dengan lantang. Keberaniannya mengangkat tema-tema ini menjadi daya tarik tersendiri yang membuat pendengarnya merasa benar-benar didengar.

Sumber: Instagram pribadi @idgitaf

Di industri musik Indonesia, Idgitaf istimewa bukan hanya karena karyanya, tetapi juga karena kedekatannya dengan penggemar. Lewat Instagram dan TikTok, ia sering membagikan cerita di balik lagunya, bahkan cuplikan kehidupannya sehari-hari. Hal ini membuat penggemarnya merasa lebih dekat dan mengenal sosoknya sebagai lebih dari sekadar penyanyi, ia menjadi teman virtual yang menemani lewat melodi yang sederhana tetapi dalam maknanya. Selain karyanya, Idgitaf juga dikenal karena pandangannya yang menginspirasi. Di salah satu podcast, ia pernah berkata, “Yang wajib itu bukan berhasil, tapi berusaha.” Baginya, hidup adalah soal perjalanan dan apa yang kita lakukan di setiap langkahnya. Ia juga sering berbagi pemikiran tentang pertemuan dan perpisahan; menurutnya, setiap orang punya waktunya sendiri dalam hidup kita. “Ini semua bukan tentang yang kamu mau, tapi apa yang kamu butuh,” ucapnya, menunjukkan pemahaman bahwa apa yang kita temui sering kali adalah bagian dari apa yang benar-benar kita perlukan.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *