Sumber: Dokumentasi Pribadi
Novel Ananta Prahadi karya Risa Saraswati menghadirkan karakter Tania sebagai tokoh sentral yang kompleks, mendalam, dan penuh kontradiksi. Sebagai seorang perempuan yang digambarkan memiliki kekuatan karakter dan keteguhan, Tania memegang kendali atas kehidupannya dengan cara yang sangat tegas, meskipun di balik semua itu tersembunyi kerapuhan emosional yang hanya diketahui oleh beberapa orang terdekatnya.
Tania, dalam perjalanan hidupnya, diposisikan sebagai sosok perempuan independen yang kerap kali terkesan keras dan tidak mudah untuk didekati. Namun, di balik keangkuhannya, ada sisi rapuh yang mulai tampak ketika ia bertemu dengan dua pria yang mengubah hidupnya, Ananta dan Pierre. Ananta, sahabat masa kecilnya, digambarkan sebagai sosok yang selalu bersikap lembut dan penuh kesabaran, meskipun sering kali menjadi sasaran kemarahan dan kata-kata kasar dari Tania. Meski Tania memperlakukan Ananta dengan buruk, Ananta selalu merespon dengan kelembutan, membuat keluarga Tania heran mengapa Ananta masih bertahan.
Ketika Pierre, seorang kolektor seni asal Prancis memasuki hidup Tania membuat cerita semakin rumit. Pierre bukan hanya menyukai karya seni Tania, tetapi juga mulai menjalin hubungan emosional dengannya. Kehadiran Pierre menciptakan dilema cinta segitiga yang rumit, Tania yang dihadapkan pada perasaan cinta terhadap dua pria sekaligus. Meskipun Pierre digambarkan sebagai pria yang tampan dan bijak, yang selalu bersikap tenang dalam menghadapi perubahan suasana hati Tania yang meledak-ledak, kisah ini memperlihatkan bahwa Tania justru yang membuat konflik menjadi semakin rumit.
Melalui interaksi antara Tania, Ananta, dan Pierre, Risa Saraswati menggambarkan dinamika yang menarik antara kekuatan dan kelemahan karakter utama. Tania, yang awalnya digambarkan sebagai perempuan yang berkuasa penuh atas hidupnya, perlahan mulai goyah ketika perasaannya terhadap Ananta dan Pierre semakin berkembang. Kegalauan emosional yang dialami Tania mencerminkan konflik batin yang dalam, di mana dia dihadapkan pada pilihan yang sulit antara mengikuti kata hatinya atau mempertahankan kendalinya atas hidupnya.
Secara keseluruhan, Tania adalah gambaran perempuan modern yang berjuang dengan tantangan emosional dan hubungan interpersonal yang kompleks. Sikapnya yang keras kepala dan kaku mungkin membuatnya tampak tidak disukai, namun justru di sinilah letak kekuatan naratif novel ini. Karakter Tania yang begitu menonjol membuat pembaca tidak hanya merasakan emosi yang mendalam, tetapi juga mencerminkan pergulatan yang mungkin dialami oleh banyak perempuan dalam dunia yang terus berubah ini. Novel ini mengajarkan bahwa kekuatan sejati bukan hanya tentang mengendalikan segalanya, tetapi juga tentang kemampuan untuk menerima kelemahan dan menghadapi ketidakpastian dengan keberanian.