Melangkah dalam Sunyi, Menemukan Damai di Gua Maria Kaliori

Banyumas—Suasana yang tenang dengan semilir angin perbukitan yang sejuk menjadi tempat  ideal untuk khusyuk dalam berdoa maupun ibadah rohani lainnya. Gua Maria Kaliori, yang terletak di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, menjadi salah satu destinasi wisata religi terkenal di wilayah Keuskupan Purwokerto. Berjarak kurang lebih 14 kilometer dari pusat Kota Purwokerto dan memiliki lahan seluas 5,6 hektare.

Pembangunan Gua Maria Kaliori bermula pada tanggal 15 Agustus 1989, bersamaan dengan peletakan batu pertama oleh Uskup Purwokerto saat itu, Mgr. Hardjosoemarto, MSC. Setelah melalui proses panjang, gua ini diresmikan pada 8 Desember 1989. Uskup Purwokerto memilih patung Maria Ratu Surga yang diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II sebagai tempat ziarah resmi. “Sekitar 90 juta untuk pembangunan gua ini,” ujar Jumadi, penjaga Gua Maria.

Kompleks Gua Maria Kaliori dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Di dalam kawasan ini terdapat gua doa, Gereja Ratu Surga yang berada di atas gua untuk perayaan ekaristi, Rumah Retret Maria Imakulata, Taman Rosario Hidup dengan relief kisah doa Rosario, patung Pieta, ruang adorasi, serta tujuh pancuran air yang dipercaya tidak pernah kering. Selain itu, tersedia pula lahan parkir luas, toko cendera mata, makam umat Katolik serta mausoleum khusus untuk imam, uskup, maupun bruder.

Daya tarik wisata religi ini tidak hanya terletak pada sejarah dan fasilitasnya, tetapi juga pada suasana rohani yang ditawarkan. Banyak peziarah datang dari berbagai kota untuk berdoa, mengikuti misa khusus, atau sekadar mencari ketenangan batin. Gua Maria Kaliori juga menjadi lokasi penting dalam penyelenggaraan acara keagamaan, seperti perayaan Bulan Maria setiap bulan Mei dan Oktober. “Tempatnya nyaman, walau cuacanya sedang panas, tetapi tetap sejuk,” ucap Shafa, salah satu pengunjung.

Pengelolaan tempat ini dilakukan oleh Kongregasi OMI bekerja sama dengan Keuskupan Purwokerto. Meski sempat menghadapi berbagai kendala di awal pembangunan, termasuk kondisi lahan yang tandus dan keterbatasan air, pengelola terus berupaya menjaga sekaligus mengembangkan kawasan ini agar tetap nyaman bagi para peziarah. Kini, Gua Maria Kaliori tidak hanya menjadi pusat doa, tetapi juga menjadi ikon wisata religi yang memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Editor: Eki Latifa Nikmah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *