Saat ini, telah banyak remaja, dewasa, bahkan anak-anak yang suka mengonsumsi minuman bergula, terutama minuman kemasan yang dijual di toko-toko. Minuman bergula adalah jenis minuman yang mengandung gula, seperti sukrosa atau fruktosa (free-sugar), termasuk di dalamnya monosakarida dan disakarida. Menurut Kementrian Kesehatan (Kemenkes), 61,27% penduduk Indonesia yang berusia tiga tahun ke atas mengonsumsi minuman manis lebih dari satu kali per hari. Jumlah takaran gula yang dianjurkan per hari adalah empat sendok makan atau setara dengan 50 gram. Kebanyakan minuman yang sering dikonsumsi oleh mereka memiliki kadar gula yang tinggi. Sebagai contoh, salah satu minuman teh yang banyak disukai orang-orang adalah Teh Desa. Dalam satu cup Teh Desa mengandung kurang lebih 45 gram gula. Ini baru jumlah gula dalam minuman, belum pada makanan yang dimakannya. Hal ini tentunya akan melebihi batas anjuran mengonsumsi gula per hari, terlebih jika dalam satu hari minum dua kali Teh Desa. Padahal, gula merupakan karbohidrat sederhana yang dapat memengaruhi kesehatan secara signifikan, terutama ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Tidak menjadi masalah apabila mengonsumsi gula dalam jumlah yang wajar. Namun, apabila mengonsumsi gula terutama dalam minuman manis melebihi takaran gula yang dianjurkan, maka akan berdampak buruk pada kesehatan.
Dampak Mengonsumsi Minuman Manis Berlebihan
- Risiko Diabetes: risiko diabetes juga merupakan salah satu dampak negatif dari minuman manis kemasan. Konsumsi minuman ini dapat meningkatkan asupan fruktosa secara berlebihan, yang berpotensi menyebabkan resistensi insulin. Dalam sebuah penelitian di Taiwan menemukan bahwa remaja yang lebih sering mengonsumsi minuman kemasan manis cenderung mengalami resistensi insulin, yang mengakibatkan penumpukan glukosa dalam darah dan berpotensi menyebabkan diabetes.
- Meningkatkan Obesitas: bahaya dari minuman kemasan ialah meningkatkan risiko kegemukan atau obesitas. Minuman manis kemasan biasanya mengandung fruktosa, sejenis gula sederhana yang cepat dicerna tubuh, sehingga rasa kenyang tidak bertahan lama. Ini bisa memicu konsumsi berlebihan, menyebabkan asupan kalori harian melebihi batas. Selain itu, konsumsi berlebihan juga dapat menyebabkan resistensi hormon leptin, yang berfungsi mengatur nafsu makan dengan memberikan sinyal kenyang. Resistensi ini mengurangi kemampuan leptin sehingga seseorang merasa sering lapar dan cenderung makan berlebihan, yang pada akhirnya meningkatkan risiko kegemukan.
- Menimbulkan Masalah Gigi: terlalu banyak mengonsumsi minuman yang kaya akan gula dapat merusak kesehatan gigi. Misalkan pada minuman bersoda, kombinasi antara asam karbonat, asam fosfat, dan gula dalam minuman ini diduga sebagai penyebab kerusakan struktur gigi.
- Berpotensi Menimbulkan Kecanduan: gula dalam minuman manis kemasan berpotensi menimbulkan kecanduan karena gula memicu pelepasan hormon dopamin, yang memberi perasaan senang. Akibatnya, konsumsi gula berlebih dapat membuat seseorang kecanduan dan terus mencari sumber kesenangan tersebut.
- Risiko Menimbulkan Batu Ginjal: hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Clinical Journal of the American Society of Nephrology menyatakan bahwa orang yang rutin mengonsumsi minuman kemasan manis yang mengandung soda, gula, atau pemanis buatan lebih rentan terkena batu ginjal. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran mengenai risiko minuman ringan dan mulai mengurangi konsumsinya untuk menjaga kesehatan ginjal.
- Nyeri sendi: berdasarkan sebuah penelitian, kebiasaan mengonsumsi minuman manis setiap hari dapat secara signifikan meningkatkan risiko terkena asam urat. Orang yang rutin meminum minuman manis memiliki peluang 75% lebih besar untuk mengalami asam urat dibandingkan mereka yang jarang atau hampir tidak pernah mengonsumsinya. Asam urat terjadi ketika kadar asam urat dalam darah meningkat dan membentuk kristal yang menumpuk di persendian, menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Fruktosa, yang sering ditemukan dalam minuman manis, dapat mempercepat pembentukan asam urat ini, sehingga konsumsi yang berlebihan meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut.
- Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung: bahaya lain dari minuman manis kemasan adalah meningkatkan risiko penyakit jantung. Fruktosa dalam minuman ini dapat memicu peradangan dan penumpukan lemak di sel-sel otot jantung, meningkatkan risiko gangguan jantung.
Dari banyaknya dampak yang ditimbulkan, maka dari itu sangat penting bagi kita untuk membatasi konsumsi minuman manis yang berasal dari gula, SKM, sirup, dan pemanis buatan lainnya, guna menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Tidak hanya berisiko menyebabkan obesitas, masalah gigi, dan kecanduan, konsumsi berlebihan juga dapat memicu masalah serius seperti diabetes, nyeri sendi (asam urat), batu ginjal, dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, langkah pencegahan seperti membatasi minuman bergula atau bahkan mengganti minuman manis dengan air putih dan minuman sehat lainnya, serta menjaga pola makan yang seimbang, sangatlah diperlukan demi mencegah berbagai penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan konsumsi minuman manis yang berlebihan.