Author by Nanda Putri Mulyaningrum
Post date 23/09/2024
Tupperware, siapa yang tidak mengenal produk wadah penyimpanan dan penyajian ini yang hits di kalangan ibu-ibu. Produk wadah penyimpanan makanan dan minuman asal Amerika Serikat ini mulanya didirikan oleh Earl Silas Tupper pada tahun 1946. Tupperware mulai dipasarkan di Indonesia pada tahun 1991 dan popular di kalangan ibu-ibu hingga anak sekolah sejak tahun 2000-an awal mampu meningkatkan penjualan yang sangat meroket. Hampir setiap rumah tangga memiliki produk ini untuk dijadikan wadah bekal anak sekolah hingga para pekerja.
Meskipun harga Tupperware tergolong cukup mahal, tetapi pasti banyak ibu-ibu yang membelinya karena memang berkualitas serta memiliki banyak warna dan jenis yang berbeda di setiap seri terbarunya. Tak heran, apabila saat itu terkenal tren di kalangan anak sekolah “Tupperware tidak boleh hilang,” “Tupperware adalah anak kesayangan ibuku.”
Harga Tupperware juga bervariasi disetiap jenis wadahnya. Untuk botol minum saja, melansir dari Blibli.com mulai dari harga Rp84.000 untuk ukuran 500ml hingga Rp320.000 untuk ukuran 750ml tipe H2Go.
Namun kini, sejak dilanda pandemi Covid-19 pada tahun 2020 hingga tahun 2023 tingkat penjualan Tupperware mengalami penurununan yang cukup signifikan. Perusahaan juga mengalami kerugian akibat dari penurunan penjualan, permintaan pasar yang ikut menurun, meningkatnya biaya para pekerja, dan juga mahalnya bahan baku resin plastik pasca pandemi menghimpit keuangan perusahaan.
“Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi keuangan perusahaan telah sangat terpengaruh oleh lingkungan ekonomi makro yang tidak ada kepastian,” ungkap Goldman Kepala Eksekutif Tupperware. Dilansir dari Tribun Pariangan.com
Perusahaan wadah penyimpanan tersebut telah berusaha mengoptimalkan penjualannya selama beberapa tahun pasca melaporkan turunnya penjualan dalam beberapa kuartal. Sehingga, puncaknya pada tanggal 17 September 2024 Tupperware mengajukan secara resmi kebangkrutan ke pengadilan Amerika serikat. Dilansir dari CNN, Tupperware telah mengajukan pengaturan kemungkinan gulung tikar pada bulan April 2023.
Selain mengalami penurunan penjualan, perusahaan ini memutuskan untuk gulung tikar karena tak lagi mampu menopang beban hutang dan anjloknya harga saham sebanyak hampir 75 persen di 2024. Kabar bangkrutnya Tupperware menjadi berita yang sangat menyedihkan bagi kalangan ibu-ibu dan sangat disayangkan, perusahaan tersebut tak mampu mempertahankan bisnisnya yang telah beroperasi selam 80 tahun. Warganet berpendapat bahwa brand ini akan menjadi kenangan para emak-emak.