Antara Cinta dan Logika: Review mendalam tentang novel Logika Asa karya Valerie Patkar

Sumber: google

Logika Asa merupakan novel karya Valerie Patkar yang mengangkat tema kehidupan, cinta, dan pencarian jati diri. Novel ini menceritakan perjuangan dan pengorbanan Milly dan Dion. Milly merupakan beauty creator dan funeral make-up artist yang kurang menyukai bentuk wajah dan tubuhnya yang dianggap kurang menarik. Setiap kali bercermin, Milly merasa tingkat kepercayaan dirinya menurun sehingga ia selalu menutup cermin dengan kain. Perjuangan Milly untuk berubah menjadi cantik tidaklah mudah, Milly harus melakukan diet ekstrim untuk menurunkan berat badannya. Sering mencatok rambut keritingnya menjadi lurus. Memakai make up untuk menutupi wajah aslinnya. Akhirnya setelah perjuangan yang cukup singkat, kini Milly telah berubah menjadi cantik dan kecantikannya diakui oleh orang lain.

Setelah sekian tahun berlalu, Milly bertemu kembali dengan Dion, pria yang ia cintai dengan sepenuh hati dan pria yang telah menyakiti hatinya serta meninggalkannya.Sama halnya dengan Milly, Dion juga mempunyai kisah perjuangan dan pengorbanan yang tak kalah hebat dari Milly. Sejak kecil Dion telah dididik untuk mematuhi segala perintah dari orang tuanya yang membuat Dion merasa tertekan, karena apa yang diperintahkan oleh orang tuannya seringkali tidak sesuai dengan keinginan hatinya, termasuk mengorbankan orang yang dicintainnya yaitu Milly. Akhirnya Dion memilih untuk berhenti bekerja dari Perusahaan ayahnya dan membuka sebuah restoran. Ketika berada pada titik keputus asaan, Milly datang sebagai penerang bagi Dion ketika logikannya mulai ia abaikan. Milly-lah yang kemudian memberikan sebuah kedamaian dankebahagiaan dalam hidupnya.

Logika Asa merupakan novel yang memiliki beberapa pesan moral yang relevan dengan kehidupan saat ini. Pesan yang paling ditonjolkan yaitu tentang mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri tidak harus membeli atau menggunakan barang-barang mahal, tetapi mencintai diri sendiri bisa dilakukan dengan cara tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain dalam hal apapu yang dapat membuat kita merasa insecure. Selain itu, pesan moral yang disampaikan pada novel ini yaitu setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidupnya yang memerlukan perjuangan dan pengorbanan, baik hati maupu pikiran. Perjuangan dan pengorbanan inilah yang perlu dilakukan oleh setiap manusia untuk mencapai sebuah kebahagiaan. Jangan pernah merasa bahwa diri kita lebih rendah dari orang lain karena setiap manusia pasti telah diberikan kelebihan masing-masing dari Tuhan. Jadi, mulailah cintai diri sendiri dan hiduplah dengan bahagia.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *