Belajar dari Kisah Sri Ningsih: Ringkasan Novel “Tentang Kamu” Karya Tere Liye

Tere Liye adalah salah satu penulis kenamaan Indonesia yang telah banyak menerbitkan buku best seller. Salah satu karya best seller yang tak pernah usang adalah novel Tentang Kamu. Mungkin banyak yang mengira dari judulnya bahwa novel ini akan lekat dengan kisah roman dari tokoh utama. Padahal, novel ini sebenarnya lebih banyak dibumbui dengan sejarah, penjelajahan, kesabaran, dan keteguhan hati dalam melewati kehidupan.

Berawal dari seorang pengacara bernama Zaman yang bekerja di firma hukum Thompson & Co di Belgrave Square, London. Ia memiliki tugas untuk menyelesaikan kasus harta warisan klien yang berasal dari Indonesia, Sri Ningsih. Sri Ningsih wafat dengan meninggalkan warisan yang jumlahnya tidak sedikit, yakni 1% saham perusahaan besar yang nilainya 19 triliun rupiah, nilai yang fantastis bukan?

Zaman menelusuri kehidupan Sri Ningsih dari lahir di Bungin, Sumbawa, hingga sampai meninggal di panti jompo, Paris. Kehidupan Sri Ningsih dalam novel ini sangat menyayat hati dan penuh kesedihan. Masa kecilnya begitu sengsara. Ibunya meninggal ketika melahirkannya, ayahnya meninggal saat usianya menginjak sembilan tahun, dan ibu tirinya menyiksanya karena dianggap sebagai anak pembawa sial, anak yang dikutuk.

Tidak sampai di situ, saat Sri dan adik tirinya pergi ke Surakarta, ia juga diuji dengan persahabatan dan pengkhianatan. Setelah selesai dari Surakarta, Sri beranjak ke Jakarta. Awal mula perjuangannya dalam mendapatkan 1% saham perusahaan besar yang jadi harta warisannya. Jatuh bangun Sri lalui dalam merintis usaha, pada bab ini juga dibumbui dengan cerita tentang Jakarta di masa lampau. Ketika perusahaan Sri sudah dalam masa kejayaan, ada hal yang menghantuinya dan membuatnya tak tenang. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke London. Di London, Sri bekerja sebagai sopir bus. Dari sinilah kisah cinta Sri dengan pemuda asal Turki yang bernama Hakan dimulai. Kisah cintanya hangat, namun ujian yang datang padanya tak pernah padam.

Sri yang telah menikah dengan Hakan tidak kunjung diberi momongan, Sri sempat dua kali mengandung namun, kedua bayinya meninggal. Tak lama kemudian, suaminya juga ikut menyusul anak-anaknya. Hati Sri benar-benar tersayat, ujian yang datang kepadanya tiada henti. Sri sendirian, terlarut dalam kesedihan, mengingat banyak hal dari mulai pulau Bungin, Surakarta, Jakarta, dan London. Sri akhirnya memilih untuk memeluk segala rasa sakit dan menerimanya, ikhlas. Sri membuka lembaran baru dan memilih pergi ke panti jompo di Paris saat peristiwa Y2K, pergantian tahun 1999 menuju 2000. Di panti jompo itu Sri menghabiskan sisa waktunya dengan berbagai hal positif, menjadi guru tari hingga berkeliling dunia dan berkebun di lahan atas panti jompo.

Manusia setulus dan sesabar Sri sepertinya langka sekali. Tapi, kita dapat belajar banyak dari kisah Sri ini. Setiap takdir yang kita jumpai, sudah semestinya kita hadapi dengan sabar dan hati yang teguh. Kerja keras untuk menggapai tujuan dan impian jangan sampai padam meski hidup terasa suram. Jatuh bangunnya dalam usaha, semangatnya yang terus membara dan pantang menyerahnya patut kita tiru. Hatinya selalu bersih untuk memaafkan semua meskipun telah jahat padanya, dalam hatinya tak ada dendam kesumat apalagi iri dengki.

Dokumentasi Pribadi

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *