PUISI “IBU” KARYA CHAIRIL ANWAR: MEMETIK HIKMAH DIBALIK MAHAKARYA INDAH

Dokumentasi: www.blogspot.com

“Ibu”

Karya: Chairil Anwar

Pernah aku ditegur

Katanya untuk kebaikan

Pernah aku dimarah

Katanya membaiki kelemahan

Pernah aku diminta membantu

Katanya supaya aku pandai

Ibu…

Pernah aku merajuk

Katanya aku manja

Pernah aku melawan

Katanya aku degil

Pernah aku menangis

Katanya aku lemah

Ibu…

Setiap kali aku tersilap

Dia hukum aku dengan nasihat

Setiap kali aku kecewa

Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat

Setiap kali aku dalam kesakitan

Dia ubati dengan penawar dan semangat

dan bila aku mencapai kejayaan

Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

Namun…

Tidak pernah aku lihat air mata dukamu

Mengalir di pipimu

Begitu kuatnya dirimu…

Ibu…

 Aku sayang padamu…

Tuhanku…

Aku bermohon pada-Mu

Sejahterahkanlah dia

Selamanya…

Siapa yang tak kenal dengan Chairil Anwar, sastrawan muda yang melahirkan karya-karya indah dan terkenang sepanjang masa, salah satu hasil dari gagasan beliau yakni puisi dengan judul “Ibu”. Puisi tersebut beliau tulis untuk menceritakan sosok ibu dalam mendidik anaknya, ditulis dengan nuansa sedih dan religius siapapun yang membaca pasti akan terbawa suasana dari isinya.

Pada puisi tersebut hikmah yang dapat dipetik adalah, cara seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya dengan segala kemampuannya, walaupun setiap ibu akan memiliki cara yang berbeda dalam membesarkan buah hatinya. Chairil Anwar mengungkapkan sosok ibunya sebagai wanita yang tangguh, karena di setiap masa perkembangan anak seorang ibu pasti akan menemukan ujian dan tantangan yang semakin bervariasi.

Belum lagi karakter anak yang memiliki perbedaan jika seorang ibu memiliki banyak anak. Hal ini membuat kita sadar, bahwasanya bagaimanapun perbuatan yang telah anak lakukan, ibu tidak akan pernah meninggalkannya. Justru sosok ibu akan selalu menemani anaknya dengan kasih sayang yang sempurna, dan iringan doa yang selalu dipanjatkan setiap waktu.

Tidak ada yang dapat menggantikan posisi ibu, sekalipun orang asing yang berbuat baik terhadap kita, kebaikannya tidak akan pernah sebanding dengan apa yang telah dilakukan seorang ibu kepada anaknya. Oleh karena itu, sebisa mungkin sebagai seorang anak kita harus menghormati dan menghargai setiap jasa yang diberikan olehnya, meski seperti yang kita ketahui tidak ada seorang anak yang dapat membalas jasa ibunya.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *