Sumber: Dokumentasi pribadi
Sepeda gerobak listrik mulai banyak digunakan sebagai alat berjualan di wilayah Purwokerto. Mlaku Coffee merupakan salah satu usaha kopi keliling yang menggunakan sepeda gerobak listrik sebagai sarana berjualan. Mlaku Coffee bisa ditemukan di depan GOR Satria Purwokerto, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Penjual mulai berangkat ke lokasi jualan masing-masing pada pukul 09.00 WIB. Ada waktu-waktu tertentu dimana banyak pembeli yang berdatangan. “Kalo di sini habis duhur paling rame, kalo di Unsoed jam 11-an,” ucap penjual Mlaku Coffee yang mangkal di depan GOR Satria. Tersedia berbagai varian coffee dan noncoffee yang dijual tetapi produk yang paling banyak terjual yaitu kopi butterscotch. “Yang best seller itu kopi butterscotch,” tambah penjual tersebut. Kisaran harga untuk varian coffee mulai dari Rp7.500 hingga Rp10.000. “Targetnya semua orang tapi yang utama anak kampus,” kata penjual.
Mlaku Coffee menjadi inovasi baru dalam usaha kopi keliling. “Kopinya sudah diracik dari kitchen, di sini tinggal masukin es batu” kata penjual. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas kopi agar rasanya tetap terjaga. Mlaku Coffee bisa menjadi alternatif untuk orang yang ingin menikmati kopi dengan harga terjangkau tetapi kualitasnya tidak kalah dengan kopi yang dijual di kafe. “Murah, terusan ga kalah sama kafe. Biasanya kan kafe Rp25000-an kan, ini cuma Rp10.000,” Jelas Juanita, salah satu mahasiswi yang suka minum kopi.
Inovasi berjualan dengan teknologi ramah lingkungan seperti yang dilakukan oleh Mlaku Coffee berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi emisi karbon. Mlaku Coffee tidak hanya meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan peluang bagi individu untuk memulai usaha dengan biaya terjangkau dan berkelanjutan.