Kuliah merupakan sebuah privilage karena tidak semua orang mampu mendapatkan pendidikan tinggi. Kuliah merupakan impian banyak orang, apalagi bagi kaum menengah ke bawah, pendidikan tinggi dapat mengangkat mereka naik dari jurang kemiskinan dan mengubah status sosial. Mereka yang diremehkan akan giat belajar dan mengejar beasiswa demi mencapai cita citanya. Berdasarkan informasi dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) Kemendikbudristek, jumlah mahasiswa baru di Indonesia per tahun 2023 lebih dari 2 juta. Sedangkan untuk mahasiswa Indonesia per bulan februari 2024 yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri berjumlah 59.224 orang. (Data UNESCO 2024). Angka tersebut menunjukkan betapa bangku kuliah sungguh diminati banyak orang.
Kuliah akan meningkatkan kemampuan seseorang untuk berpikir kritis, menangani masalah dengan baik, dan merubah pola pikir yang kolot. Di bangku kuliah seseorang dapat melatih kemampuan soft skill dan hard skill serta mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat membantu dirinya dalam membentuk pola pikir yang positif dan lebih terbuka. Seseorang juga dapat mengikuti kegiatan seperti ukm, hima, bem, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan serta minat yang dimilikinya sebagai bentuk pengalaman ataupun pengetahuan.
Screenshoot postingan tiktok yang merendahkan pendidikan tinggi
Namun tidak semua orang berpikir kuliah itu penting, bagi orang seperti mereka kuliah hanya membuang waktu, menunda pengangguran, serta membebani orang tua karena harus menanggung biaya kuliah dan biaya hidup selama kuliah yang tidak murah. Apalagi baru baru ini ramai diperbincangkan dan membuat perdebatan di sosial media tiktok lantaran terdapat postingan yang menyatakan “Percayalah kuliah itu hanya pengangguran dengan gaya nongkrong selama 4 tahun,” postingan tersebut diunggah pada 4 Maret 2024. Ada pula yang menyatakan”Kuliah adalah pengangguran dengan gaya, nongkrong 4 tahun degan gaya fantastis.” Hal itu sontak membuat para mahasiswa dan alumni geram. Mereka memberi pengertian dan analogi betapa pentingnya kuliah untuk merubah pola pikir serta mampu menghargai orang lain.
Sebenarnya kuliah itu adalah pilihan, tidak bersifat memaksa, dan dilakukan secara sadar karena memang diri sendiri membutuhkan serta mampu melakukannya. Kuliah itu menuntut ilmu dan termasuk ibadah. Ilmu tersebut dapat kita bagikan kepada orang lain sebagai bentuk amal jariyah. Terlepas dari pro dan kontranya, kuliah dapat dilakukan oleh seseorang sesuai kebutuhan dan minatnya, jika memang mampu dan diri sendiri menginginkan mereka dapat melakukannya akan tetapi jika tidak mampu karena terhalang sesuatu mereka tidak perlu memaksakannya.