Lima Kisah dalam Perjalanan Menuju Kerinduan; Resensi Novel “Rindu” Karya Tere Liye

Siapa si yang tidak kenal dengan Tere Liye? Sosok penulis kenamaan Indonesia yang telah menerbitkan berpuluh-puluh buku. Lewat imajinasinya, Tere Liye yang memiliki nama asli Darwis, berhasil membuat pembaca merasakan suasana berlayar dari Indonesia hingga ke Mekkah melalui novel “Rindu” ini.

Novel berlatar belakang sejarah tahun 1938, dengan kapal uap raksasa bertuliskan Blitar Holland yang membawa penumpang menuju kerinduan (haji), ini membuat suasana perjalanan haji zaman itu terasa pekat. Perjalanan berbulan-bulan berlayar melintasi pulau-pulau, Makassar, Surabaya, Semarang, Batavia, Lampung, Bengkulu, Padang, Aceh serta singgah di Kolombo, Jeddah, dan Rotterdam.

Perjalanan ini bukan hanya sekadar perjalan berlayar biasa, dalam perjalanan ini ada lima kisah yang lekat dengan konfliknya. Tokoh-tokoh seperti Ambo Uleng, Daeng Andipati, Gurutta, Bonda Upe, Mbah Kakung dan Mbah Putri, berlayar dengan kisah-kisahnya. Ada kebencian, cinta sejati, kehilangan kekasih, kemunafikan, dan masa lalu yang kelam. Kisah-kisah yang diciptakan penulis cukup membuat emosi naik turun. Pun juga disertai aksi yang menegangkan antara penumpang jemaah haji dengan tentara Belanda yang membuat kisah ini semakin seru. Peristiwa sejarah dan tokoh-tokoh sejarah juga turut disertakan dalam novel ini.

Novel ini diterbitkan tahun 2014 dengan banyak halaman 544. Bahasa yang digunakan masih terbilang sederhana dan mudah dipahami, meskipun terdapat beberapa bahasa asing yang tertulis dalam Novel. Novel berlatar belakang sejarah dan Islam ini menjadi best seller di kelasnya.

Penasaran dengan lima kisah yang lebih lanjut? Ayo, selami sendiri kisah ini!

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *