Novel “Tuhan, Aku Tidak Ingin Membenci Matahari” karya Inggy Amy terbit pada tahun 2016 dan diterbitkan oleh Penerbit Senja. Novel dengan 200 halaman ini mengangkat kisah perjuangan seorang wanita muda bernama Yasha yang menghadapi beragam tantangan hidup, mulai dari masalah keluarga hingga cinta yang rumit.
Cerita berpusat pada Yasha, seorang mahasiswa berusia 25 tahun yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya. Tidak hanya itu, ia juga merasa menjadi beban bagi ibunya. Kondisi semakin sulit dengan sakit yang diderita oleh neneknya, yang mengidap demensia. Di sisi lain, Yasha mengalami hubungan cinta yang rumit dengan Arman, seorang pria yang setia menunggunya, tetapi belum mendapatkan balasan cinta yang ia harapkan.
Dalam novel ini, karakter Yasha digambarkan dengan sangat mendalam. Pembaca bisa merasakan bagaimana perasaan dan pikiran Yasha saat dihadapkan pada dilema hidup. Inggy Amy berhasil membangun karakter yang kompleks dan realistis. Setiap tokoh dalam cerita memiliki latar belakang dan motivasi yang jelas. Hal ini membuat pembaca dapat memahami dan terhubung dengan perjalanan hidup mereka, terutama Yasha.
Selain itu, karakter Arman juga dihadirkan sebagai figur yang setia. Namun, kehadirannya menambah konflik internal dalam diri Yasha yang belum siap memberikan balasan cinta.
Salah satu keunikan novel ini terletak pada penggunaan alur tidak linier, di mana cerita seringkali memberikan flashback ke masa lalu Yasha. Penggunaan alur ini membantu pembaca lebih memahami latar belakang karakter dan bagaimana masa lalunya membentuk kehidupannya saat ini. Meskipun begitu, alur cerita tetap mudah diikuti, berkat penggunaan kalimat yang jelas dan padat oleh penulis.
Gaya penulisan Inggy Amy dalam novel ini sangat efektif. Ia menggunakan diksi yang tepat dan kalimat yang tidak terlalu panjang untuk menyampaikan pesan-pesannya. Transisi antar paragraf dan bab terasa halus, sehingga pembaca tidak akan merasa terputus dari cerita.
Selain itu, penulis juga berhasil memanfaatkan kata penghubung dengan baik, menciptakan alur yang terasa mengalir. Meskipun sederhana, gaya bahasanya sarat makna dan mengundang pembaca untuk merenung. Pesan moral yang ingin disampaikan pun tersampaikan dengan jelas melalui dialog dan narasi yang diciptakan.
Melalui “Tuhan, Aku Tidak Ingin Membenci Matahari”, Inggy Amy menyampaikan pesan moral tentang pentingnya menghadapi masalah hidup dengan keberanian dan kejujuran terhadap diri sendiri. Yasha mengajarkan bahwa meskipun hidup dipenuhi tantangan yang berat, kita harus tetap berusaha menemukan kebahagiaan di dalamnya.
Yasha juga mengajak kita untuk tidak membenci keadaan yang ada, meskipun penuh dengan kesulitan. Novel ini seolah menjadi pengingat bagi pembaca bahwa ada harapan di setiap cobaan, dan kita tidak boleh menyerah terhadap keadaan.